"Ini penting agar jangkauan pasar kedua BUMN itu juga semakin luas, khususnya dalam menguasai Pasar Global," ujar Analis Kebijakan Dr. Rusman Gazali, M.Si kepada wartawan di Jakarta, Senin (16/2).
Dosen Universitas Nasional Jakarta ini mengatakan jika dilihat kondisi saat ini, Sucofinfo dan Suveyor Indonesia memiliki keunggulan dibanding pesaing-pesaingnya dari negara-negara ASEAN. Namun saat Pasar Bebas ASEAN benar-benar dibuka akhir Desember nanti bisa saja akan terjadi kejutan dari perusahaan-perusahaan verifikasi di negara-negara ASEAN yang kini bersiap diri menghadapi saat-saat penting itu.
"Kita harus hati-hati menghadapi konsolidasi mereka. Kuncinya, ya kita juga harus terus mempersiapkan diri, dengan meningkatkan kemampuan SDM dan jaringan kita," imbuhnya.
Mantan Sekjen DPP Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) M. Dakhri Sunusi, menyarankan Surveyor Indonesia dan Sucofindo meningkatkan sumber daya manusia.
"Menghadapi Pasar Bebas ASEAN, Sucofindo dan Surveyor perlu terus meningkatkan pelayanannya. Jangan sampai pasar domestik Indonesia diambil apalagi dikuasai oleh lembaga surveyor sejenis dari negara-negara ASEAN lainnya," tutur pengurus DPP Askindo periode 2009-2014 ini.
Dakhri yang sudah lama bergerak di bidang ekspor kakao mengharapkan ada peningkatan peran Pemerintah agar perusahaan-perusahaan skala menengah dan kecil yang bergerak dibidang kegiatan ekspor diberikan perlakuan khusus dengan perusahaan eksportir yang berkelas besar.
"Bagaimana mau kompetitif dan bersaing kalau Pemerintah tidak mendorong pelaku ekspor usaha kecil dan menengah," tukasnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: