Menurut lembaga investasi perbankan yang bermarkas di Manhattan, New York, Amerika Serikat, itu India akan mengalahkan China dalam hal perolehan Gross Domestic Product (GDP) atau total produksi di dalam negeri.
Sampai akhir tahun ini, diperkirakan GDP India akan tetap berada di bawah China. Tetapi di tahun 2016 nanti India diperkirakan mampu mengatrol GDP sebesar 6,8 persen. Sementara GDP China kemungkinan akan berada sedikit di bawah India dengan GDP sebesar 6,7 persen.
Disebutkan perekonomian China mengalami penurunan menyusul kelesuan di sektor properti dan permintaan domestik serta industi.
Sementara India akan mendapatkan momentum bagus.
Ekonom Goldman Sachs, Tushar Poddar, mengatakan India kembali merekoveri perekonomiannya.
"Permintaan secara bertahap naik sementara inflasi yang selama ini tinggi memperlihatkan kecenderungan turun," ujarnya.
Goldman Sachs juga memperkirakan India akan menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia pada 2016.
Setidaknya, tiga kali dibandingkan pertumbuhan ekonomi Brazil, Rusia dan Jepang, juga Eropa.
Pemerintahan Narendra Modi memainkan peranan signifikan di balik pergerakan India ke puncak pertumbuhan ekonomi ini.
"Pemerintah baru di India fokus pada upaya mendorong pertumbuhan potensial dan menghilangkan
bottlenecks yang menghalangi pertumbuhan," lanjut laporan Goldman Sachs yang dirilis pekan lalu (Senin, 1/12).
"Pada enam bulan pertama (pemerintahan baru) terlihat gerakan yang mendorong pergerakan siklus investasi dan kami kira reformasi untuk mendorong investasi dapat terus berlangsung," demikian Goldman Sachs seperti dikutip dari
Wall Street Journal.
[dem]
BERITA TERKAIT: