Dimensy.id
Apollo Solar Panel

FSPTI: BBM Naik, Pemerintah harus Naikkan Tarif Angkutan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Rabu, 19 November 2014, 07:58 WIB
rmol news logo Tudingan bahwa Presiden Joko Widodo telah ingkar janji terus disampaikan oleh elemen masyarakat.

Kini giliran Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSPTI) yang menilai Jokowi telah ingkar janji terhadap rakyat dengan menaikkan BBM. Semestinya pemerintah mdlakukan efesiensi dan tekan kebocoran dulu sebelum menaikkan harga.

"Ditengah harga minyak dunia turun Indonesia justru menaikkan harga. Ini menghianati rakyat. Menaikkan harga BBM itu bukan ekonomi trisakti. Rakyat kini 'gigit jari'," jelas Ketua FSPTI, HM. Jusuf Rizal dalam keterangannya (Rabu, 19/11).

Menurut Jusuf Rizal masyarakat transportasi dalam kondisi dilematis. Karena harga BBM naik dari Rp. 5.500 naik ke Rp. 7.500,- (solar) dan bensin dari Rp.6.500.- ke Rp. 8.500,- sangat memberatkan angkutan transportasi. Kenaikan harga Rp. 2000 memicu naiknya biaya operasional dilapangan.

Jika mau bekerja tapi tarif angkutan tidak naik, sama saja merugi. Sedangkan masyarakat transportasi diharapkan tetap harus memberi pelayanan bagi masyarakat. Karena itu FSPTI sesalkan Jokowi menaikkan harga BBM

Semestinya pemerintah menggunakan opsi penghematan dan berantas kebocoran (mafia migas) lebih dahulu, sebelum menaikkan harga BBM. Jokowi telah ingkar janji melindungi kepentingan masyarakat kecil sesuai janji politiknya.

"Untuk itu FSPTI mendesak pemerintah nenaikkan tarif angkutan sebagai konsekwensi dampak kenaikan harga BBM. Jika tidak ada respon yang baik, tidak mustahil masyarakat tranportasi bisa mogok massal yang dapat mengganggu kepentingan ekonomi dan stabilitas keamanan" tegas pria yang juga Presiden LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) itu. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA