Salah satu objek ekonomi yang dibidik dari program konÂservasi laut ini adalah sekÂtor pariwisata. Hasil nyata yang sudah ditoreh di antaÂranya NuÂsa Penida, Provinsi Bali. Sejak kawasan konserÂvasi tersebut dicanangkan, rata-rata telah meÂnyumbang pendapatan hiÂngÂÂga Rp 35 miliar per tahun.
Income tersebut diperoleh dari biaya masuk 15 dolar AS/penyelam atau Rp 150.000 deÂngan kurs Rp 10.000. Tak ayal, Produk Domestik RegioÂnal Bruto (PDRB) Kabupaten Klungkung secara signifikan meningkat hingga 30 persen.
Selain untuk sektor pariÂwisaÂta, menurut Menteri KeÂlautan dan Perikanan (KKP) Sharif Cicip Sutardjo, konÂservasi juga akan melindungi laut dari poÂtensi pengrusakan kelesÂtarian ekosistem laut, seperti dari limbah. Laut yang bersih dan terumbu karang yang lesÂtari akan menuai baÂnyak keÂunÂtungan dalam meÂningkatkan produksi hasil laut seperti ikan, rumput laut dan lainnya.
“Karena Terumbu karang adalah rumahnya ikan,†ujar Cicip di Pelabuhan Benoa, Bali, kemarin.
Menurutnya, konservasi memberikan solusi bagaimana memenuhi kebutuhan pangan, ditengah pesatnya pertumÂbuhÂan penduduk dunia. Dalam mengÂgunakan sumber daya laut pihaknya mengupaÂyakan tanpa limbah, kalau perÂlu ditekan sampai nol. ***