Anggota Panja Aset BUMN Sukur H Nababan mengatakan, kenaikan dividen Rp 2,73 triliun tahun depan sangat positif. Malah, seharusnya target dividen BUMN ditetapkan Rp 100 triliun per tahun.
Dia yakin target Rp 100 triliun bisa dicapai karena BUMN sekarang banyak yang sehat dan baik. “Saya yakin target dividen Rp 100 triliun itu bisa dipenuhi apabila semua BUMN dan anak usahanya dikelola secara transparan. Seperti Telkom dan Krakatau Steel,†ujar Sukur.
Selain itu, menurut politisi PDIP ini, pembinaan terhadap perusahaan BUMN juga harus dilakukan oleh Menteri BUMN sebagai kepala induk yang membawahi perusahaan negara. Misalnya, melarang BUMN menjual aset melalui anak usahanya, serta melakukan pengawasan terhadap penggunaan Penyertaan Modal Negara (PMN).
Sukur menekankan agar penempatan direksi BUMN dilakukan secara profesional, memahami poksinya dan berintegritas. Dengan begitu, BUMN bisa tumbuh sehat, dan bersaing dengan perusahaan swasta dan luar.
Untuk itu, Panja Aset BUMN tengah melakukan rekapitulasi jumlah perusahaan negara dan mengevaluasi asetnya, baik yang sudah dijual maupun yang belum. Tujuannya agar diketahui total aset yang dimiliki setiap BUMN dan anak usahanya.
Sekretaris Menteri BUMN Imam Apriyanto Putro mengatakan, Pertamina masih menjadi penyumbang terbesar untuk penerimaan negara bukan pajak. Sedangkan BUMN lain belum memiliki potensi sebesar Pertamina, yakni 30 persen.
Hingga Agustus 2014, dividen yang telah disumbangkan BUMN sebesar Rp 36 triliun dari yang ditargetkan Rp 40 triliun tahun ini.
Bekas Sekretaris BUMN Said Didu meminta agar Presiden terpilih Jokowi berhati-hati mengelola dan memilih calon menteri BUMN. “Tugas menteri BUMN itu sederhana, jangan sampai BUMN itu jadi sapi perah partai politik. Dan berikan dukungan dalam setiap aksi strategis korporasinya,†cetus Said. ***