Kenaikan TDL Picu Produk Baja Impor

Ganggu Industri Lokal

Selasa, 06 Mei 2014, 09:28 WIB
Kenaikan TDL Picu Produk Baja Impor
ilustrasi
rmol news logo Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, kenaikan tarif dasar listrik (TDL) akan berdampak pada industri baja nasional. Kondisi itu diperparah dengan serbuan impor baja mengandung boron yang masuk tanpa bea masuk.

Dirjen Basis Industri Manufaktur Kemenperin Harjanto mengatakan, kenaikan tarif setrum sangat mengganggu industri baja nasional. Pasalnya, industri ini menggunakan pasokan listrik yang besar.

“Konsumsi listriknya sekitar 20 sampai 30 persen. Jadi bisa dibayangkan, komposisi energi besar dan adanya kenaikan listrik yang mencapai 64,7 persen tentu mempengaruhi industri ini,” ujar Harjanto saat diskusi soal industri baja di Gedung Kemenperin, Jakarta, kemarin.

Menurut dia, dengan adanya kenaikan TDL akan berdampak pada banyaknya produk baja impor yang lebih murah. Soalnya, pelaku industri baja nasional akan menaikkan harga untuk mengantisipasi kenaikan listrik ini.

Padahal, saat ini impor baja sudah sangat tinggi. Kebutuhan baja dalam negeri mencapai 12 juta ton, sedangkan produksi baja dalam negeri baru mencapai 6 juta ton. Sisanya masih dipenuhi oleh impor.

“Meski produksi dalam negeri baru 6 juta ton, tapi bahan bakunya hampir 60 persen impor,” tegas Harjanto.

Untuk itu, pihaknya akan mengatur impor baja boron. Hal ini dilakukan untuk melindungi industri baja nasional.

Untuk diketahui, baja boron adalah baja paduan yang biasanya digunakan dalam proyek infrastruktur. Saat ini, impor baja boron bebas bea masuk (BM).

Boron Lebih Murah

Komite Standarisasi Dan Sertifikasi Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA) Basso Datu Makahanap mengatakan, pemerintah harus mengendalikan impor baja boron karena kehadirannya membuat pasar baja nasional jatuh.

Menurut Basso, banjir baja boron membuat industri baja lokal kesulitan menentukan harga jual. Sebab, harga baja boron lebih murah dibanding baja lokal. Pemerintah perlu mencontoh Malaysia dan Thailand yang telah menerapkan pembatasan impor baja boron. Pengendalian impor baja boron dapat menggenjot pendapatan dari bea masuk.

Pada 2012, dia menuturkan, sekitar 1 juta ton baja boron impor masuk Indonesia. Menurutnya, praktik manipulasi impor harus segera diatasi.

Basso mengatakan, solusi permanen diperlukan untuk menyelesaikan masalah serbuan baja boron impor ini. Upaya pengajuan safeguard sesuai prosedur formal organisasi perdagangan dunia (World Trade Organization/WTO) seperti yang jamak digunakan untuk melindungi produk lokal merupakan solusi permanen.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA