Kebijakan Open Access Berpotensi Tekan Harga Gas

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 16 Oktober 2013, 19:34 WIB
Kebijakan Open Access Berpotensi Tekan Harga Gas
FOTO:NET
rmol news logo Dukungan terhadap kebijakan open access gas  makin meluas. Apalagi setelah terungkap adanya  monopoli usaha di bidang bisnis gas yang  menyebabkan persaingan transportasi dan distribusi nasional belum berimbang.

Rachmad Wijaya selaku sekjen Forum Pengguna Gas Bumi berpendapat bahwa dengan diberlakukan sistem tersebut justru dapat membantu menekan harga gas. Sebagai gambaran, industri pengguna gas di Jawa Timur dapat menikmati harga gas kisaran 5,5-9 Dolar AS per mmbtu. Bandingkan dengan di Jawa Barat yang belum open acces, harga gas bisa melambung sampai 16 Dolar AS per mmbtu.

"Bagaimana kita mau bersaing kalau harga gas begitu tinggi," kritiknya, Rabu (16/10).

Senada dengan pengamat migas dari Reformines Institute, Priagung Rakhmanto. Menurut Priagung, sistem open access di negara-negara lain sudah lebih dulu diterapkan. Dia mencontohkan negara Amerika Serikat.

Di negara AS, sistem open access diberlakukan pada interstate pipeline di mana setiap negara bagian merupakan daerah otonomi. Untuk di Indonesia sendiri  sistem ini sebetulnya sangat cocok. Sebab prakteknya, otonomi daerah di Indonesia terjadi pada tingkat kabupaten.  

"Majunya industri di suatu wilayah otonomi juga berdampak pada keuangan daerah dan pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut.  Oleh karena itu, karena saat ini telah tergelar jaringan distribusi gas yang antar kabupaten maka secara politik otonomi juga sudah harus open access," jelasnya.[wid]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA