"Begitulah, karena (Amerika Serikat) ekonomi terbesar dunia, dolar itu tidak bebas dari kebijakan moneter Amerika. Kita harus mengikuti dinamika perkembangan di negara itu dan negara lain," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dikutip dari
presidenri.go.id, saat mengantar rapat paripurna kabinet di Kantor Presiden, Selasa petang (1/10).
Rapat yang dimulai pukul 15.00 WIB dan dihadiri Wapres Boediono dan hampir seluruh menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II ini membahas evaluasi dan implementasi paket kebijakan ekonomi yang telah ditetapkan pemerintah beberapa waktu lalu.
SBY katakan, perkembangan situasi kawasan dan dunia seperti saat ini sangat penting untuk terus diikuti. Banyak negara berkembang, termasuk negara BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan), belum sepenuhnya bisa mengatasi krisis lalu. Demikian juga dengan negara-negara seperti Indonesia dan Turki.
Presiden juga meminta jajaran kabinet selalu mengikuti pergerakan harga minyak dunia, nilai tukar rupiah, dan aspek lain yang mempengaruhi stabilitas harga dan defisit negara.
[ald]
BERITA TERKAIT: