Konversi BBM Ke Biogas Butuh Sosialisasi 15 Tahun

Rabu, 28 Agustus 2013, 08:29 WIB
Konversi BBM Ke Biogas Butuh Sosialisasi 15 Tahun
ilustrasi, impor bahan bakar minyak
rmol news logo Langkah pemerintah untuk mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) dengan melakukan konversi ke biogas tidak mudah. Pasalnya, sosialisasinya saja butuh waktu 15 tahun.

“Kita komit untuk memperlancar ini karena akan menjadi kebutuhan nasional. (Kebutuhan) Energi fosil sendiri kan naik 7 persen per tahun,” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tunggal di Jakarta, kemarin.

Dia mengakui, diperlukan sumber energi alternatif seperti pemanfaatan kotoran hewan ternak yang bisa dijadikan biogas sebagai pengganti BBM. Padahal, potensi dalam negeri sebenarnya besar sekali tetapi belum dikembangkan maksimal.

Namun, dia mengakui, ada hambatan sulit untuk menerapkan itu. Selain itu, membutuhkan waktu yang lama karena ini menyangkut sosialisasi, kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam negeri dan kurangnya nilai keekonomian pengembangan energi tersebut.

“Negara yang sudah menerapkan ini perlu waktu 10-15 tahun sosialisasi, seperti Swedia. Jadi kita butuh peran media juga membantu untuk menyosialisasikan ini,” tutur  Tunggal.

Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengatakan, pihaknya akan mendorong penggunaan biodiesel untuk menggantikan BBM.

Menurutnya, kebijakan penggunaan biodiesel hingga 10 persen tidak hanya mengurangi defisit neraca perdagangan, tetapi juga meningkatkan ketahanan energi.

Mahendra menuturkan, kebijakan pemanfaatan biodiesel tidak hanya diterapkan tahun ini saja. Tapi berkesinambungan di tahun-tahun mendatang dengan alokasi biodiesel sebesar 10 persen.

“Kalau yang mandatori kan 10 persen, tentu kalau sepanjang tahun diberlakukan itu 10 persen. Tapi kita sekarang sudah mau masuk September mungkin tentu masih tidak sebesar itu,” jelas Mahendra.

Kebijakan tersebut nantinya akan dikeluarkan dalam bentuk Peraturan Menteri ESDM agar lebih efektif baik dari segi untuk konsumsi yang sifatnya disubsidi, maupun juga untuk yang nonsubsidi.  [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA