Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS ) Marwan Batubara mengatakan, Ditjen Migas harus mempercepat program-program kerjanya agar target lifting bisa dicapai. Apalagi, tahun ini target lifting bakal tidak tercapai lagi.
Menurut dia, salah satu tugas Ditjen Migas sebagai regulator adalah bagaimana tender-tender migas agar tepat waktu.
“Sehingga regulator harus on time dalam mengatur tender agar program pengeboran cepat terealisasi. Pasalnya, semakin cepat pengeboran dilaksanankan, maka target lifting minyak dapat dilampaui,†kata Marwan kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Karena itu, lanjut Marwan, pengumuman pemenang tender harus sesuai jadwal. Pasalnya, sektor migas menyangkut hidup rakyat banyak.
Dikatakan, jika secara prosedural peserta tender sudah memenuhi persyaratan dan administrasi, seharusnya pengumumannya tidak ditunda-tunda lagi.
Marwan menyatakan, sektor migas di Indonesia selama ini menyumbang devisa cukup besar bagi negara. “Seharusnya pemerintah mempermudah, mempercepat dan memperjelas proses administrasi. Semakin cepat operator migas bekerja, maka semakin cepat juga hasil migas didapatkan,†tandasnya.
Namun, lanjutnya, proses pengawasan tetap harus dilakukan secara ketat agar para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) bisa melakukan kewajiban.
Untuk diketahui, sudah lima bulan pemerintah masih menunda pengumunan lelang reguler wilayah kerja (WK) migas gelombang kedua 2012. Harusnya sesuai jadwal pengumuman tersebut diumumkan 19 Maret 2013. Hingga kini, tidak ada alasan molornya pengemuman lelang tersebut.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menyayangkan sikap pemerintah yang cuek dengan molornya pengumuman lelang ini. Padahal, keterlambatan ini merugikan negara.
Kata Mamit, dengan keterlambatan ini, otomatis para pemenang tender belum bisa melakukan kegiatan pengeboran. Sehingga target lifting kembali tidak tercapai tahun ini.
Karena itu, Mamit mendesak Menteri ESDM Jero Wacik untuk segera mengevaluasi proses tender dan mencari tahu mengapa terjadi keterlambatan hingga lima bulan. [Harian Rakyat Merdeka]