Waspadai Benjolan Nongol!

Minggu, 01 April 2012, 08:03 WIB
Waspadai Benjolan Nongol!
ilustrasi, kanker payudara
RMOL.Seringnya pasien penderita kanker payudara datang ke dokter dalam stadium lanjut bisa ber­akibat fatal hingga menyebabkan kematian. Jika segera diobati bisa me­minimalisir angka kematian de­ngan kesempatan hidup 90 persen.

“Deteksi dini sangat penting. Jangan sampai menunggu ben­jolan terlebih dulu di sekitar pa­yudara. Justru ini yang ber­ba­ha­ya,” kata dokter ahli onkologi RSCM/FKUI dr Sonar Soni Pa­nigoro, SpB(K)Onk di Jakarta, Kamis (29/3).

Umumnya, pemeriksaan di masyarakat ketika sudah terjadi benjolan. Apalagi, benjolannya sudah mencapai ukuran satu cen­timeter (stadium satu). Justru yang paling baik adalah belum terabanya benjolan, yakni sta­di­um 0 bukan diraba, tetapi dila­kukan pemeriksaan lanjutan.

“Di atas usia 40 tahun akan di­la­kukan mamografi (foto rontgen di bagian dada). Sedangkan di bawah 40 tahun dilakukan USG (ultrasonografi), karena tidak semua kanker bisa diraba,” ung­kap dr Sonar.

Para penderita kanker payu­dara sejak awal memang tidak memiliki gejala signifikan seper­ti sakit atau nyeri. Tapi, tiba-tiba sudah ada benjolan yang biasa­nya fase awal memerlukan 3-5 tahun untuk berkembang.

Benjolan biasanya memiliki batas yang tidak tegas dan lebih keras sehingga bisa berpindah-pindah karena masih berada di dalam payudara. Namun, jika sudah menempel di kulit, sudah tidak bisa bergerak dan benjolan sudah terfiksasi.

Benjolan yang berupa tumor jinak biasanya lebih mulus dan licin. “Yang ganas itu sebaliknya, lebih kasar,” kata dr Sonar.

Menurut dia, masyarakat tidak boleh takut, karena kanker payu­dara masih bisa disembuhkan. Di antara lima orang wanita, ha­nya satu orang yang berisiko terkena kanker payudara. Ditam­bah lagi, kebanyakan terjadi di umur 45-50 tahun dan di Ame­rika Serikat lebih tinggi, terjadi di umur 60-70 tahun. Hal ini di­karenakan harapan hidup di In­donesia yang lebih pendek

“Untuk itu, deteksi dini sangat perlu dilakukan. Bahkan pasien umur termuda yang pernah saya ta­nga­ni 18 tahun. Pasalnya, kan­ker terjadi di ke­lenjar payudara, maka semakin banyak kelenjar­nya juga semakin berisiko,” ungkapnya.

Jika volume benjolan sudah membesar dan efeknya menjalar ke seluruh tubuh, pena­nganan yang paling dimung­kinkan adalah meng­angkat payu­dara. Namun, jika pada stadiun awal 0-2 hanya dilakukan mem­ber­sihkan akar-akarnya dengan operasi.

Pada stadium 0 kesempatan kesembuhannya sama dengan orang normal. Stadium satu se­banyak 90 persen, stadium dua sebanyak 80 persen, stadium tiga yang terbagi tiga periode seba­nyak 70-30 persen. Sedangkan, stadium akhir hanya 20 persen.

Untuk itu, dr Sonar meng­im­bau masyarakat untuk mela­kukan pemeriksaan berkala dan hidup sehat. “Penyebab pasti ti­dak ada. Maka pola hidup dan pola akan harus dijaga,” katanya.

Nutrisi berperan penting dalam upaya mencegah dan meng­ham­bat pertumbuhan kanker. Pola makan yang salah (kurang serat, terlalu banyak lemak, kom­posisi tidak seimbang, banyak mengan­dung pewarna, pengawet, perasa buatan, atau cara memasak yang salah) merupakan salah satu pe­micu penyakit kanker. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US