“Deteksi dini sangat penting. Jangan sampai menunggu benÂjolan terlebih dulu di sekitar paÂyudara. Justru ini yang berÂbaÂhaÂya,†kata dokter ahli onkologi RSCM/FKUI dr Sonar Soni PaÂnigoro, SpB(K)Onk di Jakarta, Kamis (29/3).
Umumnya, pemeriksaan di masyarakat ketika sudah terjadi benjolan. Apalagi, benjolannya sudah mencapai ukuran satu cenÂtimeter (stadium satu). Justru yang paling baik adalah belum terabanya benjolan, yakni staÂdiÂum 0 bukan diraba, tetapi dilaÂkukan pemeriksaan lanjutan.
“Di atas usia 40 tahun akan diÂlaÂkukan mamografi (foto rontgen di bagian dada). Sedangkan di bawah 40 tahun dilakukan USG (ultrasonografi), karena tidak semua kanker bisa diraba,†ungÂkap dr Sonar.
Para penderita kanker payuÂdara sejak awal memang tidak memiliki gejala signifikan seperÂti sakit atau nyeri. Tapi, tiba-tiba sudah ada benjolan yang biasaÂnya fase awal memerlukan 3-5 tahun untuk berkembang.
Benjolan biasanya memiliki batas yang tidak tegas dan lebih keras sehingga bisa berpindah-pindah karena masih berada di dalam payudara. Namun, jika sudah menempel di kulit, sudah tidak bisa bergerak dan benjolan sudah terfiksasi.
Benjolan yang berupa tumor jinak biasanya lebih mulus dan licin. “Yang ganas itu sebaliknya, lebih kasar,†kata dr Sonar.
Menurut dia, masyarakat tidak boleh takut, karena kanker payuÂdara masih bisa disembuhkan. Di antara lima orang wanita, haÂnya satu orang yang berisiko terkena kanker payudara. DitamÂbah lagi, kebanyakan terjadi di umur 45-50 tahun dan di AmeÂrika Serikat lebih tinggi, terjadi di umur 60-70 tahun. Hal ini diÂkarenakan harapan hidup di InÂdonesia yang lebih pendek
“Untuk itu, deteksi dini sangat perlu dilakukan. Bahkan pasien umur termuda yang pernah saya taÂngaÂni 18 tahun. Pasalnya, kanÂker terjadi di keÂlenjar payudara, maka semakin banyak kelenjarÂnya juga semakin berisiko,†ungkapnya.
Jika volume benjolan sudah membesar dan efeknya menjalar ke seluruh tubuh, penaÂnganan yang paling dimungÂkinkan adalah mengÂangkat payuÂdara. Namun, jika pada stadiun awal 0-2 hanya dilakukan memÂberÂsihkan akar-akarnya dengan operasi.
Pada stadium 0 kesempatan kesembuhannya sama dengan orang normal. Stadium satu seÂbanyak 90 persen, stadium dua sebanyak 80 persen, stadium tiga yang terbagi tiga periode sebaÂnyak 70-30 persen. Sedangkan, stadium akhir hanya 20 persen.
Untuk itu, dr Sonar mengÂimÂbau masyarakat untuk melaÂkukan pemeriksaan berkala dan hidup sehat. “Penyebab pasti tiÂdak ada. Maka pola hidup dan pola akan harus dijaga,†katanya.
Nutrisi berperan penting dalam upaya mencegah dan mengÂhamÂbat pertumbuhan kanker. Pola makan yang salah (kurang serat, terlalu banyak lemak, komÂposisi tidak seimbang, banyak menganÂdung pewarna, pengawet, perasa buatan, atau cara memasak yang salah) merupakan salah satu peÂmicu penyakit kanker. [Harian Rakyat Merdeka]
BERIKUTNYA >
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: