Rupiah & IHSG Cuekin Demo Anti Kenaikan Harga Bensin

Omzet Pedagang Elektronik Di Glodok Malah Naik

Rabu, 28 Maret 2012, 08:51 WIB
Rupiah & IHSG Cuekin Demo Anti Kenaikan Harga Bensin
aksi demo menolak kenaikan BBM

RMOL. Maraknya aksi demo menolak kenaikan BBM ternyata tidak berpengaruh pada rupiah maupun perdagangan elektronika di Jakarta.

Dari pengamatan Rakyat Mer­deka di Pertokoan Harco Glo­dok, Jakarta Barat, kemarin, mi­nat pe­ngunjung untuk mem­beli barang-barang elektronik seperti kom­puter, televisi, laptop agak berku­rang.

   “Katanya ba­nyak demo, pe­ngunjung jadi lebih se­pi dari bia­sanya. Mung­kin ora­ng-orang pa­da malas keluar ru­mah kalau ti­dak perlu,” ujar Icak Ade, pemi­lik gerai di pertokoan tersebut.

Beberapa penjual eletronik me­ngaku, penjualan mereka masih normal. Bahkan, omzet per hari malah lebih dari Rp 20 juta. An­tusiasme masyara­kat dalam pem­belian barang-ba­rang elektronik juga masih tinggi. Hal itu terlihat dari hampir semua toko elektro­nik di sana ada pem­beli.

“Harga yang kami tawarkan sekarang masih sama dengan kemarin-kemarin. Harga elektro­nik memang lebih bergantung pada nilai dolar AS. Tapi meski sekarang dolar AS sedang tinggi, masyarakat masih banyak yang beli,’’ ujar seorang penjaga toko elektronik.

Meskipun pasar elektronik ma­sih cenderung stabil, para pe­da­gang belum berani ber­spe­ku­lasi keadaan tetap sama dengan naik­nya harga BBM nanti. Ke­sem­patan ini juga yang diman­faat­kan masya­rakat untuk segera mem­beli keper­luan ba­rang-ba­rang elektro­nik.

“Mau hari libur atau biasa, pen­jualan masih sta­bil. Tapi, nggak tahu deh besok,” ujar Ayung, pemilik toko elek­tronik.

Namun ada juga pembeli yang khawatir dengan naiknya harga BBM. Pembeli tersebut takut ke­naikan ini akan diikuti melonjak­nya harga barang elektronik.

“Se­belum harga benar-benar naik, saya mau beli laptop seka­rang,” ujarnya sambil me­milih-milih laptop.

Namun, apa­kah benar ke­na­ikan harga bensin dan solar akan memicu harga barang-barang elek­tronik? Pe­milik toko laptop di Harco Glo­dok mengatakan, se­lama ini fluktuasi harga barang elek­tronik mengikuti nilai tukar dolar AS. “Untuk sementara har­ga stabil ka­rena dolar AS masih stabil,’’ ka­tanya.

Rupiah Stabil

Aksi demo me­nentang kenaik­an harga BBM dinilai tidak akan memukul rupiah. Dosen Fa­kul­tas Ekonomi Univer­sitas In­done­sia (FEUI) Muslimin An­war me­nyatakan, aksi demo be­sar-besar­an sudah bisa dipre­diksi. Hal ini membuat pelaku pasar mengan­tisipasi dan perge­rakan rupiah tidak akan mele­mah terlalu tajam. Namun, pe­merintah harus segera memu­tus­kan kebija­k­an agar ke­ti­dakpas­tian bisa dihindari.

“Saya yakin pergerakan rupi­ah masih akan terjaga dikisaran Rp 9.000. Bank Indonesia juga akan menjaga stabilitas ini agar ti­dak membiarkan terjadinya spe­ku­lasi,” jelas Muslimin kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, ke­marin.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), kemarin, rupiah berada di posisi Rp 9.181 per do­lar AS dengan kisaran perdaga­ngan Rp 9.227-Rp 9.135. Se­men­tara dikutip dari yahoofi­nance, rupiah berada di posisi Rp 9.175. Rupiah diperdagangkan dengan kisaran Rp 9.177-Rp 9.192.

Demo penolakan kenaikan har­ga BBM juga belum membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan. Be­berapa sa­ham pun masih menjadi pilihan menarik. Dari lantai bursa, per­dagangan sesi pertama, kemarin, IHSG naik 24,236 poin (0,06 per­sen) ke level 4.055,941. Demiki­an juga indeks saham unggulan LQ 45 yang menguat 4,845 poin (0,69 persen) ke level 699,952.

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) didukung vo­lu­me transaksi sebesar 3,593 juta lot saham senilai Rp 2,197 trili­un dan frekuensi 61.345 kali.

Seba­nyak 133 saham naik, sisanya 95 saham turun dan 179 saham stagnan. Semua sektor menguat, dengan sektor perda­gangan dan properti memimpin sebesar 1,4 persen. Disusul sek­tor perkebu­nan 1,2 persen, in­dustri dasar 0,9 persen, tam­bang 0,8 persen, ma­nufaktur 0,5 per­sen dan kon­sumer naik 0,4 persen.

Pengamat Pasar Modal Satrio Utomo mengatakan, untuk jang­ka pendek, IHSG masih berada dalam tren flat di kisaran 4.000-4.065. Ia menilai, per­gerakan IHSG tidak akan jauh dari level 4.000. “Kalaupun IHSG turun, itu adalah kesem­pa­tan untuk be­lanja. Selama su­pport 4.000 tidak di­tem­bus tentu saja,” pungkasnya. Pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG naik 1,18 persen ke level 4.079,38. Rupiah juga menguat ke level 9.160 per dolar AS. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA