RMOL. Minat pengusaha Jepang untuk menanamkan investasi di IndoÂnesia masih tinggi. Direktur PeÂlakÂsana Hacjihuni Bank Tetsuo Komatsu menyatakan, sebanyak 10 perusahaan asal Negeri SaÂkura yang merupakan nasabah HachiÂjuni Bank bakal berinÂvestasi di IndoÂnesia.
“Mereka sebagian besar invesÂtor di bidang elektronik dan suppÂlier otomotif,†katanya saat jumpa pers usai acara peÂnandatanganan perjanjian kerja sama di Graha Niaga, Jakarta, kemarin.
Menurut dia, saat ini sudah 60 perusahaan nasabah Hachijuni Bank asal Jepang yang sudah berÂinvestasi di Indonesia. Mereka sebagian bergerak di sektor elekÂtronik dan supplier industri otoÂmotif. Sayangnya, dia tidak meÂnyebut secara rinci berapa dana yang masuk dari serta nama dari ke 10 perusahaan baru asal JeÂpang tersebut. Namun diperÂkiraÂkan, dalam waktu dekat bakal segera masuk di Indonesia.
“MeÂreka perusahaan besar yang siap menanamkan invesÂtasinya di sini,†ujarnya.
Di tempat yang sama, Presiden Direktur CIMB Niaga Arwin Rasyid berharap, kerja sama terÂseÂbut nampu menaikkan nilai Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kreÂdit milik perseroan. Namun, Arwin belum bisa menghitung secara rinci sebab kerja sama ini baru saja dimulai.
Sementara itu, Pemerintah meÂnyiapkan tender lelang proyek pembangunan kereta api Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) jalur ekspress pada Juni 2012 seiring rampungnya studi oleh PT SaraÂna Multi InfraÂstruktur (SMI).
“Studi diperkiraÂkan selesai paÂda April 2012. Setelah itu, proyek akan langsung ditender oleh Ditjen PerkereÂtaapian dan SMI,†kata Dirjen PerÂkeretaapian KeÂmenÂhub TunÂjung Indrawan.
Dia mengatakan sebelum meÂngÂÂgelar tender, pihaknya berÂsaÂma-sama SMI akan memÂperÂsiÂapÂÂkan dokumen lelang, seÂhingga tender kemungkinan dapat digeÂlar sebelum akhir tahun ini.
Sayangnya, Tunjung beÂlum dapat memastikan besaran nilai proyek yang akan ditender kareÂna masih meÂnungÂgu final dari hasil studi SMI.
Sebelumnya, Kemenhub memÂprediksi proyek kereta api (KA) bandara jalur ekspress ini akan menelan dana Rp 10,2 triliun.
“Dana pembangunan KA banÂdara jalur ekspress ini bisa lebih tinggi dari perkiraan semula yang masih Rp 10,2 triliun. Kita tungÂgu hasil studi SMI,†tuturnya.
Pada November 2011, KemenÂhub menunjuk SMI untuk melaÂkukan kaji ulang proyek KA BanÂdara Soekarno-Hatta jalur eksÂpres. Saat penunjukan itu, lelang ditargetkan mulai pada 2013 dan konstruksi pada 2014. Proyek ini akan menggunakan skema kerja sama pemerintah dan swasta (pubÂlic private partÂnerÂship/PPP). [Harian Rakyat Merdeka]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: