Harga Sembako Makin Liar

Pemerintah Disarankan Lakukan Netralisasi Inflasi

Minggu, 11 Maret 2012, 08:09 WIB
Harga Sembako Makin Liar
ilustrasi, Sembako
RMOL.Sejak pemerintah berencana me­­naikkan harga BBM per 1 April nanti, harga berbagai ko­mo­ditas terus naik baik di Ja­bo­deta­bek maupun di daerah luar Jawa. Ke­naikan tersebut di­perkirakan terus terjadi pasca harga BBM baru di­tetapkan.

Pengamatan di Pasar Palmerah Jakarta tercatat, harga beras Rojo Lele dijual Rp 10 ribu per liter. Sebu­lan lalu, harganya masih Rp 7.500 liter. Begitu pula beras jenis lain, rata-rata juga mengalami ke­naikan antara 20 hingga 30 per­sen. “Kalau beras naiknya pelan-pelan, sudah agak lama naik te­rus,” ujar seorang peda­gang.

Harga telur juga naik tipis dari Rp 13 ribu menjadi Rp 15 ribu per kg. Sementara harga gula bertahan di harga Rp 12 ribu per kg. Harga cabe rawit mengalami kenaikan cukup tinggi dari Rp 20 ribu men­jadi Rp 35 ribu per kg. Begitu juga cabai merah keriting naik dari Rp 18 ribu ke Rp 30 ribu per kg.

Di pasar yang sama, beberapa jenis sayur juga harganya naik. Ka­cang panjang yang per kg bia­sa dijual Rp 5 ribu naik menjadi Rp 8 ribu. Kangkung yang biasa­nya dijual Rp 350 per ikat, naik men­jadi Rp 400.

Berdasar­kan data harga kebu­tuhan pokok Kementerian Per­da­gangan, mi­salnya harga rata rata nasional untuk beras tanggal 5 Maret 2012 tercatat Rp 8.151 per kg naik Rp 8 per kg atau naik 0,10 persen dibanding harga pada 2 Ma­ret 2012 sebesar Rp 8.143 per kg.

Harga tertinggi ter­jadi di wi­layah Samarinda, yaitu Rp 9.000 per kg, se­dang­kan yang te­ren­dah di Goron­talo Rp 6250 per kg. Padahal, saat ini sudah me­ma­suki panen raya yang umum­nya akan ber­dampak pada penu­runan har­ga.

Sedangkan harga rata-rata ha­rian nasional tanggal 5 Maret 2012 un­tuk minyak goreng curah bera­da di angka Rp 11.376 per kg, naik Rp 35 per kg atau sekitar 0,31 per­sen dibanding harga tanggal 2 Maret 2012. Di wilayah Sofifi, Ma­luku, harga minyak goreng cu­rah men­capai angka ter­tinggi se-Indone­saia, yaitu Rp 15.400 per kg se­dangkan teren­dah berada di level Rp 9.500 per kg di Palang­karaya, Kalimantan Tengah.

Pengamat ekonomi Didik J Rachbini mengatakan, strategi menaikkan harga BBM yang ma­ju mundur membuat persepsi har­ga naik lebih besar daripada yang seharusnya.

Untuk mengerem persepsi har­ga naik yang kian liar lagi, Didik menyarankan agar pemerintah membuat kebijakan menetralisasi inflasi, terutama untuk kebutuhan pokok.

“Ini bisa dilakukan bersama pemerintah daerah melalui usaha penguatan pasokan beras, jagung dan daging serta menghilangkan hambatan transportasi,” saran Didik. [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA