Berita

Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Arven Marta/Net

Politik

Kabel Listrik Bawah Laut Ancam Kedaulatan, PB HMI Beri Warning ke Presiden

RABU, 15 SEPTEMBER 2021 | 00:41 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Rencana pembangunan kabel listrik bawah laut Australia-ASEAN Power Link (AAPowerLink) yang melintasi perairan Indonesia harus dievaluasi pemerintah. Pasalnya, keberadaan kabel bawah laut itu mengancam kedaulatan bangsa dan negara, serta berpotensi merusak ekosistem bawah laut.

"Kami mengecam rencana pembangunan kabel bawah laut ini. Sebab, kami melihat tidak ada urgensi atau kepentingan mendesak yang mengharuskan kita mendukung program ini," jelas Ketua Bidang Pertahanan dan Keamanan Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Arven Marta, kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (14/9).

Arven pun mempertanyakan dampak ekonomi yang ditimbulkan dari proyek tersebut, apakah sebanding dengan ancaman yang ditimbulkan?

Sebab, proyek pembangkit listrik bawah laut ini akan mengaliri listrik di Singapura. Hanya 'numpang lewat' saja melalui kabel melintasi perairan Indonesia. Ini yang menurut Arven menjadi berbahaya.

"Kabel listrik sepanjang 4.500 km akan diletakan mulai dari perbatasan ZEE Indonesia-Australia di laut Timor melewati Samudra Hindia, Selat Lombok, Laut Bali, Laut Jawa, Selat Gaspar, Laut Natuna, Selat Riau, sampai ke batas Indonesia Singapura," urai Arven.

Lanjut Arven, sudah sepatutnya bangsa Indonesia khawatir proyek ini nantinya akan membuat ekosistem bawah laut menjadi buruk, seperti terumbu karang dan sebagainya. Selain itu, tentunya kekhawatiran yang paling besar adalah indikasi upaya spionase teritorial Indonesia.

"Nah, bisa saja nanti setelah kabel listrik itu ditaruh di bawah laut akan membuat negara kita bisa terus dipantau oleh mereka, apalagi jika ditambah potensi kerusakan ekosistem bawah laut," jelasnya.

Untuk itu, PB HMI menilai perlu untuk memberi warning kepada Presiden dan menteri terkait, yaitu Menteri Koordinator Investasi dan Maritim, Menteri Pertahanan serta Menteri Kelautan dan Perikanan, untuk melakukan kajian yang komprehensif tentang dampak yang akan ditimbulkan dari proyek ini.

"Jika memang ternyata lebih banyak mudharat dibanding manfaat, tentu proyek ini wajib dibatalkan. Negara kita harus terus berdaulat," tegas Arven.

Sebagai agent of social control. dalam waktu dekat PB HMI melalui bidang Pertahanan keamanan akan membuat diskusi secara komprensif dan akan dipublikasikan ke semua stakeholder agar semua pihak mengetahui ancaman dari kabel bawah laut ini.

Karena, berdasarkan UU no 3 tahun 2002 pasal 9 ayat 1, :Setiap Warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara".

"Jangan sampai negara kita tidak berdaulat karena sangat mudah dimata-matai oleh asing," pungkas Arven.

Proyek kabel listrik ini dilaksanakan oleh PT Sun Cable yang merupakan perusahaan patungan antara raja pertambangan Australia, Andrew Forrest, dan miliarder teknologi, Mike Cannon Brookes.

Rencananya proyek Sun Cable akan dibangun pada akhir 2024. Terdiri dari panel surya terbesar di dunia, baterai terbesar, dan kabel listrik terpanjang, yang menyediakan 10 GW listrik untuk dikirim dan menyediakan seperlima dari kebutuhan listrik Singapura.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya