nasaruddin umar/net
nasaruddin umar/net
KEBERADAAN orang-orang non-muslim di dalam struktur masyarakat mayoritas musÂlim bukanlah suatu masalah sepanjang hal ini dicapai melalui persepakatan. Fikih Kebhinnekaan (FK) tentu juga akan memandang waÂjar hal ini. Banyak riwayat dapat dijadikan alasan, antara lain, riwayat Salman al-Farisi, seorang yang berketurunan Persia, belum muslim, ia suÂdah akrab dengan Nabi. Ia sering memberikan shadaqah dan hadiah kepada Nabi dan para sahabat Nabi. Salman al-Farisi diperlakukan segaimana layaknya seorang muslim. Ia dikeÂnal salahseorang arsitek perang yang handal. Ia juga yang merancang benteng Nabi di MaÂdinah berupa penggalian parit (khandaq). Pada akhirnya ia masuk Islam dan ia tetap mendapÂatkan kepercayaan terhadap Nabi dalam banÂyak hal, termasuk yang agak rahasia.
Soal kehadiran non-muslim di lingkungan Nabi adalah biasa. Keluarga dari salahseorang isÂterinya, yaitu Maria binti Syam’un Al-Qibthiyyah al-Mishriyyah, dari kelompok Keristen Koptik Mesir. Demikian pula keluarga isteri Nabi berÂnama Shafiyah binti Hayy, ayahnya masih aktif sebagai salahseorang pemimpin Yahudi. KeluÂarga mantan suami putrinya, Zainab binti MuÂhammad juga ada yang beragama non-muslim. Yang tak bisa dilupakan ialah sepupu Khadijah, Waraqah bin Naufal ibn Asad ibn Abdul ‘Uzzah, tokoh Kristen, yang menenangkan Nabi setelah mendapatkan wahyu pertama dari Goa Hira. Sahabat-sahabat karib Nabi juga banyak non-muslim, terutama relasi bisnisnya ketika masih aktif sebagai saudagar di Mekkah. Kepercayaan dan kedekatan Nabi dengan orang-orang non-muslim, diikuti juga oleh sahabat-sahabatnya yang lain. Periode Khulafaur Rasyidin, Umar bin Khaththab banyak melibatkan non-muslim sebagai the inner circle di dalam pemerintahanÂnya. Umar pernah mengangkat staf khususnya dari bangsa Romawi non-muslim.
Demikian pula Utsman bin 'Affan, Ali bin Abi Thalib, dan sejumlah raja dari kerajaan Bani Umayyah dan Bani Abbas, juga melibatkan orang-orang non-muslim di dalam pemerintahan meraka. Kebanyakan di antara mereka para dokÂter, ahli bahasa dan penerjemah, dan kalangan ahli tentang suatu keterampilan. Sejumlah nama besar non-muslim pernah berkibar di dalam peÂmerintahan dunia Islam, terutama dalam pemerÂintahan Bani Abbas. Di antara nama-nama terseÂbut ialah Hunain bin Ishaq (Kristen), Sabit bin Qurra (animisme), dan Abu Bisr Matta bin Yunus (Kristen). Pemerintahan Bani Umayyah juga ada sejumlah nama non-muslim memegang peran penting, terutama di dalam bidang pengembanÂgan ilmu pengetahuan dan kedokteran.
Populer
Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21
Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58
Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53
Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37
Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29
Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12
UPDATE
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:59
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:45
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:05
Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:51
Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:24
Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:50
Sabtu, 20 Desember 2025 | 03:25
Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:59
Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:42
Sabtu, 20 Desember 2025 | 02:25