Dipimpin oleh Profesor Shoji Takeuchi, dari Institut Ilmu Industri di Universitas Tokyo, robot berbentuk gumpalan lembut berwarna merah muda itu menandai langkah maju dalam upaya membuat robot lebih mirip manusia.
Para peneliti mengatakan bahwa mereka telah menemukan cara baru untuk mengikat jaringan kulit hidup ke permukaan robotik mekanis.
Sebelumnya, Takeuchi mengembangkan kulit robot “hidup” dengan menggunakan kolagen, yaitu protein berserat pada kulit manusia, dan fibroblas dermal manusia - jenis sel utama dalam jaringan ikat – yang dapat diaplikasikan pada jari robot dan ditekuk tanpa patah.
Untuk teknik barunya, tim terinspirasi oleh struktur alami ligamen kulit manusia untuk membuat “jangkar” menggunakan gel kolagen yang diaplikasikan pada lubang kecil berbentuk V di permukaan robot.
"Metode baru ini memberikan pelekatan yang lebih mulus dan tahan lama,” kata Takeuchi, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (29/6).
Takeuchi bukan satu-satunya ilmuwan yang mengembangkan robot untuk menjadi lebih mirip dengan manusia.
Salah satunya Engineered Arts, yang mengembangkan Ameca, yang sering disebut sebagai robot humanoid tercanggih di dunia. Berkat kecerdasan buatan, robot ini mampu berbicara dengan manusia dan bereaksi dengan tepat terhadap respons mereka.
"Salah satu hal yang membuatnya tampak lebih realistis dibandingkan robot lain adalah matanya," kata Will Jackson, pendiri dan CEO Engineered Arts.
“Mata adalah jendela jiwa. Kami membaca emosi satu sama lain melalui kontak mata,” kata Jackson awal tahun ini, seraya menambahkan bahwa dengan jumlah gerakan terbatas yang tersedia di kepala robot, mata memberikan kemampuan paling ekspresif.
BERITA TERKAIT: