Hal itu diketahui lewat sebuah pesan yang muncul di situs Lockbit pada Senin malam (19/2), yang menyatakan bahwa saat ini sistem mereka berada bawah kendali penegakan hukum.
“Situs ini sekarang berada di bawah kendali Badan Kejahatan Nasional Inggris, bekerja sama erat dengan FBI dan gugus tugas penegakan hukum internasional 'Operasi Cronos,'” kata postingan tersebut, seperti dikutip dari
BBC, Rabu (21/2).
Pada konferensi pers Selasa pagi (20/2), kepala NCA, Graeme Biggar, mengatakan pihaknya menilai kelompok tersebut bertanggung jawab atas 25 persen serangan ransomware pada tahun lalu.
Dia menyatakan insiden itu telah menyebabkan kerugian sebesar miliaran dolar.
"Ada ribuan korban di seluruh dunia, termasuk 200 orang yang diketahui berada di Inggris," kata Biggar, menambahkan bahwa kenyataannya mungkin ada lebih banyak lagi.
Lockbit bekerja dengan menjual layanan kriminalnya, bertindak sebagai toko serba ada bagi pelanggan yang dikenal sebagai afiliasi. Afiliasi ini membayar untuk dapat melakukan operasi peretasan dan menerima perangkat lunak berbahaya serta saran.
Menurut laporan, mereka yang berada di belakang kelompok Lockbit diyakini berbasis di Rusia yang berarti, seperti kelompok serupa lainnya, mereka berada di luar jangkauan penegakan hukum untuk ditangkap.
Artinya, gangguan sering kali merupakan satu-satunya pilihan realistis untuk melemahkan pekerjaan mereka, serta meningkatkan pertahanan dunia maya.
Ketika FBI melakukan operasi serupa terhadap kelompok bernama Blackcat tahun lalu, hal ini mengakibatkan pertikaian atas kendali situs tersebut antara kelompok tersebut dan penegak hukum AS, sebuah tanda bahwa operasi ini tidak selalu berjalan sesuai rencana.
BERITA TERKAIT: