Dijuluki "Disney's Magic Words", alat ini mengedepankan cara baru untuk memasang iklan di Disney+ dan Hulu, menggunakan kombinasi AI dan pembelajaran mesin untuk menganalisis dan menandai adegan di seluruh perpustakaannya, mengidentifikasi konten, merek, gambar dan suasana hati.
Singkatnya, alat ini menempatkan tag deskriptif, yang dikenal sebagai metadata, pada konten untuk mengidentifikasi adegan atau suasana hati tertentu, yang kemudian dapat digunakan untuk mempersonalisasi iklan.
“Maksudnya meninggalkan demo (demografi) secara luas dan menyasar khalayak tertentu,” kata Geoffrey Calabrese, kepala investasi Omnicom Media Group, seperti dikutip dari
Reuters, Sabtu (10/2).
"Magic Words benar-benar akan mampu menghubungkan saya dengan emosi konsumen, di tingkat audiens. Dan bagi kami, itu benar-benar merupakan terobosan baru," katanya.
Disney mengatakan Omnicom adalah salah satu dari enam perusahaan periklanan global yang mengambil bagian dalam uji beta awal produk periklanan ini.
Rita Ferro, kepala penjualan iklan global Disney, mengatakan fitur ini memungkinkan pengiklan untuk memaksimalkan dampak pesan mereka karena hal tersebut selaras dengan konsep yang dirasakan pemirsa.
Investasi Disney dalam teknologi iklan streaming terjadi ketika pengiklan beralih dari siaran dan TV kabel, begitu pula dengan pemirsa. Pendapatan iklan perusahaan turun hampir 3 persen pada kuartal pertama tahun fiskal 2024 menjadi 3,35 miliar dolar AS, menurut LSEG, mencerminkan penurunan jumlah pemirsa TV tradisional.
Peneliti eMarketer memperkirakan Disney+ menyumbang pendapatan sekitar 790 juta dolar AS tahun lalu.
BERITA TERKAIT: