"Festival LIKE bukan hanya pameran biasa, melainkan sebuah wadah untuk memperkenalkan solusi nasional dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan akibat fenomena El Nino," ucap Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dalam keterangan tertulis, Kamis (21/9).
Salah satu sorotan utama dalam festival ini adalah Teknologi Agrokonservasi Biosoildam MA-11, hasil karya Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi, seorang inovator di bidang agrokonservasi dan penerima Penghargaan Kalpataru 2023 dari pemerintah.
Teknologi ini memberikan solusi konkret dalam menghadapi perubahan iklim ekstrim dengan meningkatkan hasil panen hingga 2 kali lipat, mengurangi biaya hingga 70 persen, dan melindungi tanah dari paparan racun kimia, semuanya dengan biaya terjangkau.
Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi merupakan dosen teknik Universitas Wahid Hasyim dan Ketua Yayasan ANSA yang hadir di Booth No 34 Zona Ungu Stand Kalpataru Direktorat Kemitraan Lingkungan. Dia menjadi sosok yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan produktivitas ekonomi dan lingkungan.
Festival LIKE 2023 juga menggali potensi sumber daya Energi Baru Terbarukan (EBT) dan mendorong pemanfaatan teknologi untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), dalam sambutannya, mengingatkan perusahaan tambang untuk melakukan reklamasi lahan bekas tambang dengan tanaman baru. Beliau menegaskan pentingnya tindakan ini dalam menjaga lingkungan.
Selain itu, Presiden Jokowi juga merujuk pada peraturan menteri baru yang mewajibkan perusahaan tambang memiliki pusat persemaian, meskipun rincian aturan tersebut tidak dijelaskan secara detail.
KLHK dan para mitra kerja berkomitmen untuk terus mendukung inovasi seperti Agrokonservasi Biosoildam MA-11 demi menjaga lingkungan, meningkatkan ketahanan pangan, dan meraih keberlanjutan.
Festival LIKE 2023 menjadi tonggak penting dalam perjalanan menuju COP 28 UNFCCC di UEA, dan Indonesia berharap inovasi seperti ini akan terus memperkuat peran negara ini dalam mengatasi tantangan global terkait lingkungan dan iklim.
BERITA TERKAIT: