Momen pertemuan hangat itu terjadi di Polresta Samarinda, Kalimantan Timur pada Senin (9/9).
Dalam keterangan yang diterima redaksi, Selasa (10/9), Kapolri berbincang dan mendengarkan pengalaman langsung dari Bripka Joko yang memutuskan untuk menjadi tukang gali kubur selain bertugas sebagai personel kepolisian.
"Kamu kan sekarang polisi dan sampai sekarang terus berlanjut menggali kubur, apa yang ada di hatimu saat ikut membantu melaksanakan gali kubur. Niatmu apa?" tanya Kapolri.
"Izin jenderal kalau dahulu buat nyari rezeki, kalau sekarang untuk amal. Karena setiap bulan, mohon izin pasti nombok. Karena untuk orang tidak mampu saya gratiskan, tapi saya tetap gaji karyawan," jawab Bripka Joko.
Setelah mendengarkan pengalaman dan cerita dari Bripka Joko, Kapolri menyatakan bahwa membantu masyarakat dengan menjadi tukang gali kubur merupakan niat yang mulia.
Namun, saat Kapolri menyinggung sekolah perwira kepada Bripka Joko, Ia lebih memilih perluasan area makam untuk kebutuhan masyarakat luas.
"Sudah sekolah belum. Mau sekolah perwira?" tanya Sigit.
"Mohon izin Jenderal, mohon maaf ingin nambah tanah wakaf kuburan karena mulai penuh untuk masyarakat," jawab Bripka Joko.
"Niat mu mulia untuk amal," tambah Kapolri menanggapi keinginan Bripka Joko.
Soal keinginan Bripka Joko, Sigit berharap dilakukan komunikasi kepada pihak terkait soal rencana perluasan lahan area makam. Sebab, saat ini, semakin terbatas karena sudah mulai penuh.
"Ini nanti dibantu dikomunikasikan ya," tandas Kapolri.
Sebagai informasi, Bripka Joko Hadi Aprianto (37) yang menjalani tugas lain sebagai penggali kubur sejak dia duduk di bangku kelas 2 SMP.
BERITA TERKAIT: