Tak heran, saat melihat data tersebut Presiden Joko widodo saat membuka Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Senin (15/1), mengaku terkejut.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPW PKB Sumsel, Ramlan Holdan, sangat menyesalkan bahwa seorang Presiden baru mengetahui dan terkejut dengan Rasio Penduduk Berpendidikan Tinggi di Indonesia begitu rendah.
Ramlan mengatakan, rasio penduduk berpendidikan tinggi terhadap populasi usia produktif di Indonesia sangat kalah jauh dengan Vietnam dan Malaysia apalagi di tingkat dunia.
“Artinya mutu kualitas populasi S1 dan S2 dari populasi usia produktif di Indonesia masih sangat jauh dibandingkan negara-negara tetangga apalagi di tingkat dunia. Dengan data yang ada itu artinya 10 tahun kerja Jokowi soal pendidikan itu masih sangat jauh,” kata Ramlan, dikutip
Kantor Berita RMOLSumsel, Rabu (17/1).
Ia kemudian membandingkan dengan kualitas 500 perguruan tinggi di seluruh dunia. Di mana Indonesia baru masuk ranking 200, sedangkan Malaysia dan Singapura sudah masuk ranking 100.
“Jadi jangan bicara lagi tentang kita yang ingin menuju negara maju kalau dari segi pendidikan Indonesia di Asia saja kalah, bahkan untuk 10 tahun atau 20 tahun ke depan masih sangat jauh,” ujarnya.
Menurut pendapat pribadinya, Indonesia harus ada revolusi pendidikan kalau ingin rakyat lebih sejahtera dan ingin Indonesia menjadi negara maju 10 tahun atau 20 tahun ke depan.
“Dengan adanya revolusi pendidikan, setiap tahun kita dapat mengirim, misalnya 100.000 dokter untuk S2 atau S3 ke perguruan tinggi yang memiliki kualitas lebih baik, jika itu kita lakukan insyaAllah 10 tahun 20 tahun ke depan Indonesia akan bisa menuju negara maju. Namun jika itu tidak kita lakukan, sampai kiamat pun Indonesia tidak akan menjadi negara maju,” tegas mantan anggota DPRD Sumsel ini.
BERITA TERKAIT: