Kini, Nasdem bersama Demokrat dan PKS membentuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang merupakan koalisi partai pengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres. Banyak analisis yang mengarah pada dukungan Nasdem dan Surya Paloh kepada Anies hanya sebatas
gimmick belaka.
Pengamat politik sekaligus Koordinator Nusa Ina Connection
, Abdullah Kelrey mengutarakan keyakinannya bahwa Surya Paloh tetap berada di kubu Megawati dan Jokowi.
"Tidak mungkin Surya Paloh berkhianat kepada Megawati dan Jokowi. Hubungan ketiganya sudah dibangun sangat lama. Jadi kalau sekarang Surya Paloh ada di kubu yang berseberangan dengan Megawati, itu menjadi bagian dari skenario besar dalam memenangkan PDIP yang sekarang ingin
hattrick baik di Pileg maupun Pilpres," kata Abdullah kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu malam (20/8).
Hal itu terlihat jelas saat Nasdem seakan mengulur waktu dalam penentuan pendamping Anies. Sementara kedua rekan koalisinya, Demokrat dan PKS tengah menggebu untuk koalisi segera mengumumkan cawapres Anies.
"Ya besar kemungkinan Nasdem akan hengkang ke kubu PDIP (pencapresan Ganjar), otomatis koalisi ini (KPP) bubar, karena jika hanya PKS dan Demokrat tidak mencukupi
Presidential Threshold," terangnya.
Mantan Ketua Garda Nawacita itu menuturkan bahwa
ending dari pada pencapresan ini hanya ada dua pasangan calon lagi, seperti dua pemilu sebelumnya. Pasca koalisi itu bubar, sambung dia, besar kemungkinan PKS dan Demokrat merapat ke koalisi Prabowo, sedangkan Nasdem ke koalisi partai pendukung Ganjar Pranowo.
"Ini membuktikan kalau Surya Paloh dan Jokowi adalah
King Maker di bawah
King Maker senior yakni Megawati," tandasnya.
BERITA TERKAIT: