"Kalau kita lihat ya, Airlangga ini enggak nyaman dengan Megawati. Artinya apa, tentu ketidaknyamanan ini bukan ketidaknyamanan secara pribadi ya, tapi ketidaknyamanan secara politik," ujar Komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (2/5).
Di mana kata Tamil, gaya politik Megawati Soekarnoputri dan PDIP Perjuangan yang membuka peluang untuk partai bergabung dengan tidak memberikan porsi cawapres diyakini tidak disukai oleh Airlangga.
"'Kita ini partai yang bakal menang loh, kamu kalau mau ikutan dalam barisan partai yang bakal menang ya ayo, gabung ya gabung saja' kira-kira begitu. Dan hal ini saya lihat tentu tidak nyaman bagi Airlangga," kata Tamil.
Sehingga kata dosen Universitas Dian Nusantara ini, besar kemungkinan Airlangga akan mengambil pilihan terbaik dari pilihan yang terburuknya, yakni tidak bisa masuk dalam kontestasi Pilpres, baik sebagai capres maupun cawapres.
"Namun, jikapun dia tidak bisa masuk dalam kontestasi Pilpres baik sebagai capres atau cawapres, tentu dia ingin dirinya secara pribadi aktor politik, maupun Golkar sebagai salah satu partai yang paling besar, itu dihargai atau dihormati perspektif politiknya," kata Tamil.
Dan saat ini kata Tamil, tokoh politik yang memiliki elektabilitas dan popularitas yang cukup tinggi dan mau memberikan perhatian terhadap Partai Golkar hanya Prabowo. Apalagi, belakangan ini Prabowo kerap bertemu dengan elite Golkar, terbaru ini bertemu dengan Jusuf Kalla.
"Kalau kita menilik dari rekam jejak politik, di mana di beberapa kali pilpres itu Golkar itu selalu bersama Pak Prabowo, maka besar kemungkinan hari ini Airlangga juga akan membawa partainya itu untuk gabung ke Pak Prabowo, walaupun belum tentu Airlangga yang akan ikut sebagai cawapresnya Pak Prabowo," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: