Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, pernyataan Jokowi soal giliran Prabowo pada 2024 mendatang dianggap sebagai opsi lain karena putra mahkotanya, yakni Ganjar Pranowo akan gagal menjadi calon presiden (capres).
"Kalau Prabowo merasa dapat angin surga karena akan didukung Jokowi pada 2024, apakah Prabowo tidak kapok dikerjai Jokowi?" ujar Muslim kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (9/11).
"Di Pilgub 2012 (Prabowo) dukung Jokowi jadi Gubernur DKI, lalu jadi lawan di Pilpres 2014-2019 kalah dan di Pilpres 2019-2024, dan kalah lagi. Apakah Prabowo masih percaya Jokowi?" lanjutnya.
Di acara HUT Partai Perindo yang digelar di Jakarta pada Senin (7/11), Jokowi menyebut nama Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai sosok yang menurutnya akan menjadi Presiden RI setelah ia selesai menjabat.
Mulanya, Jokowi menyinggung rekam jejaknya dalam dunia politik selama puluhan tahun ke belakang.
"Pak Harry (Ketua Umum Perindo), saya ini dua kali Walikota Solo, menang. Kemudian ditarik ke Jakarta, gubernur, sekali menang. Kemudian dua kali pemilu presiden juga menang," ujar Jokowi.
Setelah menyinggung kariernya di ranah politik tersebut, Jokowi melanjutkan pernyataannya dengan berkelakar kepada Prabowo.
"Mohon maaf Pak Prabowo," ujar Jokowi disambut gelak tawa para hadirin, termasuk Prabowo yang berdiri seraya menunduk.
Tak selesai di situ, Jokowi yang merupakan politisi PDI Perjuangan dan pernah menjadi lawan politik Prabowo di Pilpres 2014 dan 2019 kembali melontarkan bahasa politik yang membuat suasana menjadi ramai.
"Kelihatannya setelah ini jatahnya Pak Prabowo," ucap Jokowi disambut tepuk tangan hadirin.
BERITA TERKAIT: