Pandangan itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat dini hari (15/7).
Dedi kemudian menjelaskan alasan menganggap skema pasangan Puan-Anies memiliki argumentasi politik yang kuat.
Pertama kata Dedi, Puan memiliki peluang keterusungan di PDIP, termasuk peluang menarik mayoritas pemilih PDIP menjadi pemilih Puan.
"Juga, Puan dianggap mewakili kelompok pemilih nasionalis," demikian kata Dedi.
Dengan posisi politik Puan situ, jelas Dedi, skema dipasangkan dengan Anies menjadi Cawapres menjadi lengkap. Sebab, saat ini dua tokoh ini sama-sama punya catatan kerja yang baik. Misalnya, sama-sama pernah di kementerian.
"Dan berada pada posisi puncak saat ini, Puan memimpin parlemen, Anies memimpin ibukota," tambah Dedi.
Argumentasi Dedi yang kedua, jika dua tokoh ini bertemu dalam kontestasi sebagai pasangan, maka peluang berakhirnya polarisasi semakin besar. Tidak hanya itu, Dedi meyakini konflik politik publik semakin terbuka.
"Dengan demikian nuansa Pilpres 2024 bisa lebih mengarah pada politik gagasan, tentu harapan ini semestinya mendapat dukungan luas," pungkas Dedi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: