Kita memang tak pernah bertemu.
Tapi ketika ayahmu bersusah payah, berjalan di tepi sungai itu, berharap menemukan jasadmu,
Aku serasa menjadi ayahmu,
yang mencari anak kandungku sendiri, yang hilang dalam pelukan sungai itu.
Kita memang tak pernah bercakap.
Tapi ketika ibumu, mengikhlaskanmu, dipanggil oleh pemilikmu yang sebenarnya, Tuhan penguasa alam raya,
aku serasa menjadi ibumu,
yang setiap saat menunggu kabarmu, walau dalam mimpi,
dan mengingat ketika dirimu sembilan bulan dalam kandunganku.
Ketika air mata pertama ibumu menetes kehilanganmu,
aku serasa menjadi air mata itu,
ingin mengalir sejauhnya agar sampai pada jasadmu.
Kira memang tak pernah bersapa.
Tapi ketika mendengar jasadmu ditemukan setelah dua minggu lamanya, oleh seorang guru,
Aku merasa menjadi guru itu.
Kutatap jasadmu penuh kasih,
seperti kutatap anak didikku sendiri.
Kita memang tak saling mengenal,
Tapi ketika tanah itu menerima jasadmu, untuk menghangatkanmu selamanya, sebagai makammu,
aku serasa menjadi tanah itu,
memelukmu, mewakili jutaan manusia yang ikut bersedih dengan kisahmu, dan mendoakanmu.
Di Aare itu (1), Eril
Sungai yang memanggilmu untuk datang,
ia sudah ditugaskan untuk menjadi pintu, tempat kau mengetuk dan masuk kedalam keabadian.
Kata ayahmu, jasadmu walau sudah dua minggu berendam di sana, terasa wangi.
Karena sungai itu Eril memang untuk mengharumkanmu.
Mengenang kisahmu, Eril
Aku terdiam lama,
teringat anak- anakku sendiri.
Teringat semua anak- anak lainnya.
14 Juni 2022.
Catatan
1. Sungai Aare yang indah di Swiss, dengan panjang 292 km telah dipilih untuk mengharumkan Eril. Eril berenang di sana dan dikabarkan hilang tanggal 26 Mei 2022.
BERITA TERKAIT: