Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sandiaga Bukan Pengkhianat, Dia Politikus

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/azairus-adlu-5'>AZAIRUS ADLU</a>
OLEH: AZAIRUS ADLU
  • Kamis, 24 Desember 2020, 20:47 WIB
Sandiaga Bukan Pengkhianat, Dia Politikus
Prabowo dan Sandiaga/Net
Pilpres 2019 lalu sempat membuat opini publik terbelah, pengkubuan begitu terasa, lalu munculah istilah cebong dan kampret yang merepresentasikan terhadap pendukung pasangan tertentu.

Hari demi hari, cebong dan kampret terus berseteru, utamanya di jagat media sosial. Semua kalangan masyarakat larut dalam panasnya persaingan politik antara Joko Widodo-Maruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Masa tersebut bisa dibilang sudah lewat, Joko Widodo dan Maruf Amin terpilih dan kini sudah menjabat sebagai presiden dan wakil presiden.

Tak disangka, meski Pilpres sudah usai, ternyata istilah cebong dan kampret masih kerap dipakai oleh para junjungan masing-masing calon. Hanya bergeser sedikit, kini kampret merepresentasikan kalangan oposisi pemerintah. Meski demikian tidak jelas siapa tokoh sentral oposisinya.

Dalam pembentukan kabinet, Jokowi berhasil menggaet Prabowo Subianto untuk masuk dalam lingkaran kekuasaan, Eks Danjen Kopassus itu didapuk sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).

Seketika publik riuh, Prabowo yang diharapkan menjadi pemeran utama di sisi oposisi justru luluh, bergabung, imbalannya pos dua menteri.

Publik yang kecewa dan kontra dengan pemerintah kini menaruh harapan pada Sandiaga Uno, yang dinilai masih menjadi tokoh yang berseberangan dengan rezim.

Sandiaga dinilai masih satu barisan dengan kampret, tidak bergeming, masih berada di luar kekuasaan.

Fenomena itu menjelaskan, banyak sekali publik yang begitu fanatik, padahal sudah jelas, dalam politik tidak ada yang namanya musuh abadi, yang ada hanya kepentingan.

Dan istilah itu sepertinya betul-betul dipahami oleh Sandiaga Uno, ia kini menerima pinangan Presiden Jokowi untuk menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf).

Sandiaga meminta maaf kepada publik, khususnya yang selama ini menjadi pendukung militan Prabowo-Sandi di Pilpres 2019. Menurutnya kecaman terhadap dirinya usai menjadi Menparekraf adalah hal yang wajar, kekecewaan publik pendukung terhadap dirinya adalah hal yang sudah diperkirakan.

Belajar dari kelakuan Prabowo dan Sandiaga, publik Indonesia harusnya dapat memetik hikmah, bahwasanya politik itu dinamis, dan kekecewaan itu adalah riil.

Maka dari itu, tidak perlulah fanatik buta dan berkubu-kubu dalam ajang pemilihan presiden. Ingat pada dasarnya Pilpres adalah pesta demokrasi, pesta rakyat, jadi memang perlu dan sepatutnya dijalani dengan gembira, happy-happy kalau boleh meminjam istilah barat.

Fenomena ini harus jadi ajang mendewasakan pandangan politik masyarakat Indonesia, bahwasanya politik ya memang begitu, Prabowo-Sandiaga tidak salah, justru mereka menunjukan bahwa mereka adalah politikus, tinggal kita menerima, memang hal itu lazim, bukan aib. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA