Lantas mengapa napi yang pernah mengeyam pendidikan militer itu memilih mengakhiri hidupnya. Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengungkapkan, dari hasil analisis sementara yang dilakukan oleh jajaranya, Cai Changpan merasa terdesak oleh perburuan aparat Kepolisian lantaran lokasi pelariannya sudah terkepung.
"Saya sampaikan kenapa arahnya kesana karena kami serius pengejaran saya yakin jalan pintas (gantung diri) ia ambil karena terdesak. Jadi dia tak ada jalan lain untuk lokasi kami sudah kepung untuk lokasi memungkinkan ke tempat lain sudah terkepung," kata Nana dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (19/10).
Nana menyebut, keputusan gantung diri Cai Changpan itu lantaran yang bersangkutan kesulitan mencari tempat persembunyian lainnya. Mengingat, tim khusus gabungan aparat kepolisian terus melakukan pemburuan terhadap Cai Changpan.
"Sehingga ada rasa merasa tempat dia berlindung sulit. Karena anggota kami terus mobile sehingga ada jalan pintas dalam pikirannya untuk bunuh diri di tempat pembakaran ban di Jasinga. Ini hasil analisa kami," ujar Nana.
Dalam pengejaran pelarian Cai Changpan yang hampir memakan waktu satu bulan itu, polisi mengerahkan 291 personel gabungan. Dari hasil autopsi ditemukan adanya luka tekan di leher, kemudian tidak ditemukannya tanda kekerasan dan tidak adanya bukti yang menyatakan bahwa Cai Changpan dibawah pengaruh alkohol.
Cai Changpan alias Antony kabur dari Lapas Kelas I Tangerang pada Jumat 18 September 2020 lalu. Ia berhasil kabur setelah menggali lubang sedalam 20 meter ke bawah dan 30 meter ke luar yang mengarah ke gorong-gorong. Dalam pelarian itu Cai Changpan diduga juga memanfaatkan kelengahan petugas sehingga dapat menggali lubang
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Narapidana mati kasus narkoba asal Tiongkok, China Cai Changpan ditemukan tewas gantung diri di sebuah gudang pembakaran ban di daerah Jasinga, Kabupaten Bogor setelah susah payah melarikan diri dari Lapas kelas I Tangerang pada 18 September 2020. 
