Unjuk rasa dengan mengusung tema "Aksi Selamatkan NKRI dan Pancasila dari Komunisme" akan digelar pada pukul 13.00 WIB.
Karo Opsnal Polda Metro Jaya Kombes Marsudianto mengatakan, pengamanan personel meliputi hampir seluruh sisi Gedung Parlemen.
"Iya ada seribu personel. Gabungan TNI dan Polri," jelas Marsudianto di Gedung DPR, Rabu siang.
Marsudianto meminta anggota kepolisian aktif meminta peserta untuk menjaga jarak dan menaati protokol kesehatan.
"Jangan gunakan kesempatan menyampaikan pendapat malah jadi gelombang kedua (penyebaran Covid-19). Bisa saja kalau aksi, kecenderungannya malah tak jaga jarak. Teknis diatur agar jaga jarak," jelas Marsudianto.
Selain itu, Marsudianto meminta agar jajaran kepolisian selalu humanis dan menghilangkan emosi.
"Anggota diminta humanis. Tinggalkan jauh-jauh emosi kita. Kita dilatih sabar," sebut dia.
Marsudianto juga memastikan anggota TNI yang mengamankan aksi tak membawa senjata tajam.
"Saya minta provos chek. Tak pakai senpi. Kalau bawa hanya tim anarkis dan sesuai dengan adanya perintah dari atasan jika kondisi tak dimungkinkan," ungkap Marsudianto.
Belum ada rencana pengalihan arus lalu lintas dalam aksi yang bakal berlangsung pukul 1 siang. Nantinya, pengalihan lalin di depan Gedung DPR bakal berlangsung situasional.
Dandim 0501/JP BS Kolonel Inf Wahyu Yudhayana menambahkan, personel TNI yang ikut mengamankan aksi sekitar 1 SSK.
"Sekitar 50-an personel dari TNI," tutup Wahyu.
ANAK NKRI sendiri terbentuk dari berbagai organisasi masyarakat (Ormas) Islam, seperti Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama), Front Pembela Islam (FPI), Persaudaraan Alumni 212 (PA212), dan ormas Islam lainnya.
Mereka menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang digodok di DPR. ANAK NKRI pun mendesak agar DPR membatalkan RUU HIP dan mencabutnya dari Prolegnas.
Ketua PA 212, Slamet Maarif sebelumnya mengatakan, pihaknya akan datang sekira 1.000 orang.
"Iya, kami sudah lapor ke polisi dan akan datang sekira 1.000-an orang," kata Slamet saat dikonfirmasi.