Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Corona Attack: Ancaman Kesehatan Atau Ancaman Negara?

Sabtu, 28 Maret 2020, 17:57 WIB
<i>Corona Attack</i>: Ancaman Kesehatan Atau Ancaman Negara?
Moh Syahril Iryanto/Ist
SAYA akan mengajak pembaca untuk mengingat sekitar sebulan kebelakang, sebelum kita semua merasakan kecemasan yang mendalam seperti saat ini. Saat pemerintah Tiongkok melakukan lockdown yang diawali pada kota Wuhan Provinsi Hubei kemudian menyusul kota-kota lain juga ikut di lockdown untuk mengerem laju penyebaran virus corona, yang saat ini diberikan kode covid-19.

Lalu merebak informasi penyebaran virus covid-19 ke beberapa negara yang lain, saat dunia mulai cemas saat itu tidak sedikit masyarakat Indonesia yang merasa sangat percaya diri untuk tidak dapat tertular oleh virus, hal ini ramai dalam percakapan di dunia maya maupun di warung-warung kopi pada satu bulan lalu.

Lebih lanjut pernyataan anti-sains oleh masyarakat dan netizen di dunia maya kemudian diperkuat oleh statement Menteri Kesehatan Terawan yang mengesankan sikap kurang tanggap mengantisipasi persoalan ini. Padahal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) jauh hari sudah mewanti-wanti semua negara agar waspada terhadap virus tersebut.

Kemudian kita sampai pada hari ini, setelah juru bicara pemerintah mengumumkan kasus jumlah pasien positif bertambah 153 kasus sehingga total per hari Sabtu  (28/3) menjadi 1.046 kasus pasien positif dengan jumlah kematian 87 orang.

Pernyataan dan perasaan pongah anti-sains pada masyarakat sekitar sebulan lalu terbayarkan oleh perasaan cemas yang terjadi saat ini. Kecemasan itu diindikasikan beberapa pemerintah daerah yang mengambil pilihan menutup akses. Salah satunya pemerintah Provinsi Papua, Pemkot Solo, dan beberapa daerah lain.

Centre for Mathematical Modelling of Infectious Diseases (CMMID) memperkirakan hanya 2 persen dari infeksi corona di Indonesia yang telah dilaporkan.

Jika jumlah yang dilaporkan sebesar 1046 kasus maka kemungkinan jumlah yang terinfeksi di lapangan sebesar 52.300, dimana angka ini lebih banyak dari Spanyol.

Kesiapan Fasilitas Kesehatan

Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 260 juta jiwa, menurut data Kemenkes Indonesia mempunyai 321.544 tempat tidur rumah sakit, yang berarti rasionya menjadi 1,2:1000 yang artinya kita memiliki 12 tempat tidur rumah sakit setiap 10.000 orang.

Jika kita melihat kesiapan korea Selatan dalam menangani pandemi corona, di sana mereka memiliki perbandingan 10 kali lebih banyak, menurut WHO Korea Selatan memiliki 115 tempat tidur rumah sakit per 10.000 orang.

Kesiapan fasilitas kesehatan memang menjadi salah satu faktor yang menentukan dalam penanganan corona, namun kesiapan dan ketegasan pemerintah juga menjadi penting, kasus di Italiyyang saat ini jumlah kasus positif sudah mendekati Tiongkok di angka 81.340 dengan angka kematian 8.215.

Hal tersebut menjadikan Italy dengan jumlah kematian tertinggi akibat corona dengan persentase 10,1 persen, untuk Indonesia saat ini di angka 8,3 persen. Sedangkan Case Fatality Rate oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan 3,4 persen.

Belajar dari apa yang terjadi Italy, padahal jika berdasarkan kesiapan fasilitas kesehatan tentunya Italy jauh lebih siap. Menurut WHO pada data tahun 2017 rasio jumlah dokter di Italy 10 kali lebih banyak, sedangkan Korea Selatan 6 kali lebih banyak dari Indonesia, dimana Indonesia hanya memiliki 4 dokter per 10.000 orang.

Serangan dua arah

Setelah WHO mengumkan bahwa Covid-19 adalah pandemi (baca: epidemi yang telah menyebar ke beberapa negara atau benua) dan merekomendasikan aktivasi keadaan darurat nasional, maka pemerintah seharusnya sudah melihat persoalan ini dalam pandangan yang lebih besar.

Pandemi corona ini bukan hanya persoalan kesehatan, sehingga pemerintah pusat pasti memikirkan dan mempertimbangkan banyak skenario jika status keadaan darurat nasional ditetapkan.

Tentu dihadapkan pada masalah yang dihadapi saat ini pemerintah akan memikirkan langkah dan strategi terbaik dengan mempertimbangkan segala skenario yang akan terjadi kedepan.

Masalah ini akan mempunyai andil yang cukup besar untuk membawa perekonomian nasional jatuh lebih jauh. Hal itu senada dengan apa yang disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini lebih ditopang oleh konsumsi rumah tangga sebesar 56 persen.

Bayangkan jika social distancing berlaku sampai dua atau tiga bulan kedepan atau bahkan lebih, interaksi masyarakat akan berkurang. Tentu banyak rumah tangga yang akan menahan konsumsi mereka.

Melihat sektor pekerjaan masyarakat yang didominasi oleh sektor informal maka dengan pemberlakuan status social distancing yang kemudian lebih dispesifikkan menjadi physical distancing akan sangat memukul perekonomian sebagian besar rumah tangga yang hanya berharap rezeki dari interaksi sosial yang aman, misalnya mereka yang bekerja sebagai tukang ojek, pedangang asongan dan sebagainya.

Capital Outflow, terjadinya unconfident oleh para investor asing mengakibatkan mereka melarikan modalnya dari pasar Indonesia. Tercatat oleh Otoritas Jasa Keungan (OJK) sejak awal Maret hingga 24 Maret sudah mencapai Rp 104,39 triliun. Imbasnya pasar saham melemah secara signifikan di ikuti dengan pelemahan rupiah yang mendekati 17.000 rupiah.

Apakah Ini Krisis 2018 Yang Tertunda?

Sebelumnya banyak yang telah meramalkan akan terjadinya siklus krisis 10 tahunan pada 2018 lalu, seperti yang terjadi di tahun 1998 dan 2008, namun ternyata dunia berhasil melewatinya.

Ada beberapa penjelasan terkait itu, salah satunya adalah global economic slowdown yang artinya kita mengalami pertumbuhan lebih lambat sehingga siklus bisnis menjadi lebih panjang.

Jikapun dengan adanya pandemi corona yang kemudian akan menjadi trigger terjadi krisis seperti halnya ditahun 1998 dan 2008, maka kali ini serangannya mungkin akan lebih menakutkan jika dibandingkan krisis yang terjadi ditahun-tahun sebelumnya.

Krisis sebelumnya yang menyerang sektor moneter yang artinya secara langsung menghantam pengusaha kelas kakap yang mempunyai pinjaman dalam bentuk dolar AS.

Secara tidak langsung juga kemudian masyarakat luas mengalami kerugian akibat adanya inflasi, namun corona attack kali ini mampu menghantam dari dua sisi secara langsung sekaligus seperti penjelasan di atas.

Jika demikian adanya maka kita semua patut berhati-hati melihat situasi yang tidak menentu, pelemahan indikator ekonomi yang terjadi sampai saat ini patut diwaspadai. Dalam kondisi dunia seperti ini tentunya akan mempengaruhi perdagangan dunia baik ekspor dan impor.

Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik ekspor telah turun 11,63 persen, sedangkan impor turun secara signiffikan 49,63 persen.

Ketika pasokan impor mulai terbatas sedangkan ketika demand meningkat ataupun tetap maka akan menpengaruhi harga barang, harga akan naik dan inflasi menjadi tak terhindarkan. Selain itu dalam jangka pendek panic buying juga akan meningkatkan harga barang, dan memicu terjadinya inflasi.

Penutup, Waspada Kerusuhan Sosial

Penyakit corona ini adalah persoalan kesehatan, namun penyakit ini berbeda dengan masalah kesehatan yang lain seperti kanker dan lainnya. Corona dengan kode Covid-19 ini adalah pandemi yang penyebarannya begitu cepat sehingga kegiatan sosial ekonomi masyarakat akan terganggu dengan adanya penyebaran penyakit ini.

Dengan skenario yang paling moderat sekalipun, perekonomian Indonesia akan tumbuh lebih lambat dari tahun sebelumnya, sehingga penting bagi pemerinntah menjaga ketersediaan stok bahan-bahan pokok selama dalam keadaan darurat corona ini. Tujuanya untuk meminimalisir potensi kerusuhan akibat naiknya harga barang dan kelangkaan bahan-bahan pokok.

Kerusuhan dan aksi huru-hara bukanlah sesuatu yang tidak mungkin, melihat pengalaman Indonesia yang sudah-sudah. Warga Amerika yang pendapatan per kapita dan tingkat literasinya yang jauh lebih tinggi jika dibanding Indonesia saat ini sudah mengantisipasi adanya kerusuhan dengan memborong senjata api.rmol news logo article

Moh Syahril Iryanto

Penulis adalah Ketua Bidang Pembinaan Anggota PB HMI
Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA