Seandainya bukan politik, dia pasti masuk elite super model. Satu ruang dengan Max Roger, Zach Miko, Ben Whit dan Alex Frankel. Fotonya akan sering menghiasi majalah Vogue, Man World, dan Style. Dia bakal rutin tampil di pentas catwalk Milan Fashion Week atau Settimana della moda.
Namanya Habiburokhman. Aktifis 98 asal Lampung. Dia berhasil meraih 75 ribuan suara. Urutan ke 3 terbanyak. Senayan menantinya.
Selain paras yang tampan, modalnya nyaleg adalah dengkul. Terinspirasi perang gerilya Jenderal Sudirman, Habiburokhman merilis metode "Jalan-Jalin". Akronim dari "Jalan-jalan jalin silahturahmi".
Jenderal Sudirman menciptakan konsep "Tentara Pejuang". Aktifitas Habiburokhman membangun sebuah paradigma "Lawyer Pejuang".
Menurut aktifis HAM, Ibu Nursyahbani Katkasungkana, metode "Jalan-Jalin" itu briliant.
"Habiburokhman orang hebat," kata Kepala Suku Tionghoa Jusuf Hamka.
Paras tampan, dengkul, dana terbatas, Habiburokhman dibantu tim inti sekitar 15 orang aktifis. Ngga dibayar. Militansi tanpa batas adalah kuncinya. Tim inti dikomandaoi Pengecara Ali Lubis yang dulu berjasa mengeluarkan Isfan dan Muhtadi, dua pelajar penimpuk batu Ahok.
Habiburokhman masuk senayan, Ahoker gigit jari. Dia salah satu figur paling dibenci Ahoker. Jasanya besar menumbangkan rezim Ahok dan memenangkan Anies-Sandi. Thus disayang umat dan ulama.
Lolosnya Habiburokhman ini menarik karena metode kampanye anti mainstream yang dia praktekkan semula dipandang sebelah mata.
Ketika semua caleg nyewa Billboard dan tebar ribuan Baliho, dia justru pasang spanduk berbahan karung beras yang murah meriah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: