Hal tersebut disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo, saat menerima kunjungan tiga kepala desa (kades) yang baru pulang dari acara ASEAN Plus Three Village Leaders Exchange Program Yunnan, Cina, dalam keterangannya, Kamis (15/).
Eko menerima ketiga kades yang sudah mengikuti forum pada 5-11 Mei itu di kantornya. Ketiganya yaitu, Hardi Kepala Desa Poleonro, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Sumaryono Kepala Desa Margasakti, Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu, serta Alimuddin Kepala Desa Kandolo, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Eko mengapresiasi pertemuan tersebut. Sebabnya, para kepala desa sudah berani menjadi perwakilan negara dan berani berbicara di depan semua delegasi, dimana di negara lain diwakili oleh pemerintah.
"Kalau Indonesia yang langsung bicara adalah kepala desanya dan hasil pertemuan itu, dari mereka belajar di beberapa tempat di Cina, akan diterapkan bisnis modelnya di desanya masing-masing," ujarnya
Di forum itu, kata Eko, ketiga kepala desa itu belajar bagaimana cara mensejehterakan kehidupan masyarakat desa dengan mengembangkan potensi yang ada di desa. Mereka berkomitmen dalam tiga bulan ini sudah ada hasil positif dari pertemuan forum kepala desa se ASEAN itu.
Ketiga kades itu sudah tak sabar menerapkan inovasi untuk mengembangkan desa. "Nanti akan saya cek apakah sesuai harapan atau tidak. Pastinya dari Kemendes PDTT akan membantu memastikan agar mereka sukses," jelas menteri asal PKB ini.
Soal dana desa, Eko bilang, mulai tahun 2019 pemerintah menganggarkan dana desa untuk pengembangan SDM di desa. Hal itu akan dimulai dari para perangkat desa. Salah satu proses dari pemberdayaan SDM yaitu mengirim kepala desa, pendamping desa, pengurus BUMDes untuk dapat belajar ke luar negeri.
"Kita mengadakan kerja sama dengan badan-badan dunia dan negara sahabat. Mereka memberikan beasiswa, mudah-mudahan tahun ini bisa dapat 1000 beasiswa untuk kepala desa, pendamping desa, belajar di luar negeri," kata Eko.
Eko berharap, para kepala desa dan pendamping desa bisa melihat, merasakan, serta menerapkan program-program yang baik yang ada di luar negeri ke desanya masing-masing. Sehingga, percepatan pertumbuhan ekonomi di desa-desa menjadi lebih cepat dari empat tahun terakhir.