Raksasa Prepat Bragalba termasuk ke dalam gerombolan Raksasa Prepat yang kerap muncul berempat dalam adegan perang kembang bersama Buta Rambut Geni, Buta Terong dan Buta Cakil yang ditampilkan sekali muncul dalam sebuah lakon lalu akhirnya dijamin hukumnya wajib harus kalah bahkan mati.
Mereka kerap tampil berempat sebagai ekuilibrium demi menyeimbangi punakawan di bawah pimpinan Semar yang jumlahnya juga empat.
Sedulur Papat
Dalam mitologi Jawa, ada sedulur papat ‘empat saudara’ yang menyertai manusia ketika lahir. Sedulur atau saudara ini pada hakekatnya adalah nafsu-nafsu. Mereka adalah nafsu mutmainah, supiah, amarah dan aluamah.
Di dalam perang kembang sedulur papat atau empat nafsu itu digambarkan dengan raksasa prepat, yang berperang melawan ksatria sebagai cerminan diri pribadi atau nurani penonton.
Nafsu Buruk
Dari raut muka dan bentuk ragawi Cakil, Bragalba, Buta Rambut Geni, dan Buta Terong jelas tergambar bahwa mereka adalah simbol nafsu buruk. Raksasa Cakil yang giginya taring mencuat, mukanya sempit, matanya licik menyiratkan nafsu dengki, iri.
Bragalba badannya besar, mulutnya tebuka lebar dengan gigi tajam, mata melotot, adalah gambaran dari nafsu untuk berkuasa, serakah, rakus.
Buta Rambut Geni yang rambutnya merah adalah simbol orang yang gampang terbakar kemarahan.
Sedangkan Buta Terong yang gembul dan lamban adalah simbol kemalasan.
Seru dan Jenaka
Secara dramaturgi teatrikal peran bolo dupak memiliki daya tarik tersendiri yaitu sebagai pemeriah suasana pergelaran. Penampilan bolo dupak selalu ditunggu-tunggu penonton sebab mereka selalu tampil jenaka maka lebih menghibur ketimbang penampilan para kesatria yang cenderung serius maka rawan membosankan.
Apalagi apabila Bragalba, Cakil, Rambut Geni, Terong bertengkar mulut kemudian berkelahi melawan Semar, Petruk, Gareng, Bagong maka suasana pergelaran menjadi heboh namun penuh dengan gelak tawa.
Suasana kehebohan plus kejenakaan episod goro-goro mirip ketika tokoh film kartun kucing bernama Tom berjumpa dengan tokoh tikus bernama Jerry yang sangat digemari mulai dari balita sampai dengan kakek-nenek.