Pada pasien pasca operasi bagian perut lazimnya flatulensi dianggap sebagai pertanda awal proses pemulihan.
Flatulensi adalah fenomena keluarnya gas dari dalam tubuh manusia akibat akumulasi gas di dalam perut terutama usus besar atau kolon berisi nitrogen, oksigen, metan (diproduksi bakteri atau kuman dan mudah terbakar), karbondioksida, hidrogen dan lain-lain.
Fermentasi
Fermentasi bakteri dari proses pencernaan memproduksi panas menghasilkan gelembung gas lebih kecil, hangat dan jenuh dengan produk metabolisme bakteri yang berbau busuk keluar dari tubuh manusia karena kepadatannya lebih ringan. Gerak peristaltik usus mendorong isinya ke arah bawah.
Gerak peristaltik usus menjadikan ruang bertekanan, sehingga memaksa isi usus, termasuk gasnya untuk bergerak ke kawasan bertekanan lebih rendah. Dalam pergerakan tersebut gelembung-gelembung kecil bergabung jadi gelembung besar.
Kalau tidak ada gerak peristaltik, gelembung gas akan menerobos ke atas lagi, tetapi tidak terlalu jauh, karena bentuk usus yang rumit dan berbelit-belit. Flatulensi adalah istilah akademis berasal dari bahasa asing untuk apa yang di dalam bahasa Indonesia disebut sebagai buang angin alias kentut.
Kesaktian
Di dalam film terbaru Jackie Chan berjudul “
Knight of Shadows†tampil sesosok mahluk siluman yang memiliki kesaktian flatulensi. Kesaktian siluman di dalam film dongeng jenaka kreasi Jackie Chan tersebut jauh di bawah kesaktian Semar di dalam mitologi wayang purwa.
Semar sebagai penjelmaan Batara Ismaya memiliki kesaktian mandraguna yang tidak tertandingi oleh para dewa, dedemit, raksasa apalagi manusia mana pun di alam semesta ini.
Kentut alias angin yang keluar dari perut Semar memiliki daya luar biasa destruktif melebihi kedahsyatan daya malapetaka bencana alam yang paling destruktif. Hanya kentut Semar yang mampu menaklukkan Wisanggeni yang dianggap sebagai super hero wayang purwa paling digdaya sakti mandraguna.
Batara Guru pun takluk kepada Semar. Akumulasi kesaktian para superhero komik Marvel dan DC plus manga Jepang digabung menjadi satu juga tidak akan mampu menggunguli kesaktian Semar seorang diri belaka.
Pada hakikatnya kesaktian tiada tara Semar merupakan ungkapan mahakarya kearifan kebudayaan Nusantara yang sejak dahulu kala sudah menyadari betapa penting makna perihal terkesan sepele seperti flatulensi alias buang angin alias kentut bagi kehidupan manusia.
***
Penulis adalah pembelajar kebudayaan Nusantara