PT Tuah Sejati bersama PT Nindya Karya menjadi kontraktor proyek dermaga Sabang. Kedua perusahaan membentuk Joint Operation (JO) menggarap proyek multiyears Rp 793 miliar.
Kemarin, Dirut PT Tuah Sejati Muhammad Taufik Reza diÂhadirkan sebagai saksi perkara korupsi Irwandi di Pengadilan Tipikor Jakarta. Jaksa KPK menanyakan soal catatan pengeÂluaran uang untuk Irwandi.
"Di buku catatan pengeluaran uang, total yang dikeluarkan dari 2008-2011 sebesar Rp 32,454.500.000. Apakah ini beÂnar?" tanya Jaksa Ali Fikri.
Reza membenarkan. Ia menÂjelaskan semua uang untuk Irwandi diberikan kepada Izil Azhar. "Izil Azhar itu dulu bekas panglima GAM. Beliau salah satunya panglima di kawasan Sabang. Ada pajak Nanggroe yang diminta panglima-panglima GAM untuk pembiayaan merÂeka. Beliau suka minta bantuan pembiayaan macam-macam," ungkap Reza.
Izil menjadi tim sukses Irwandi saat mencalonkan gubernur Aceh periode pertama 2007-2012. Bersama-sama Irwandi, pria yang berjulukan Ayah Merin itu mendirikan Partai Nasional Aceh (PNA). Irwandi kemudian menjadi ketua umumnya.
Reza mengungkapkan pada 2008 mengeluarkan uang untuk Irwandi Rp 2,917 miliar, tahun 2009 Rp 6,937 miliar, tahun 2010 Rp 9,57 miliar dan tahun 2011 Rp 13,03 miliar.
Semuanya diberikan melalui Izil. Uang diserahkan di kantor PT Tuah Sejati, warung kopi, tempat parkir bank maupun di sekitar Masjid Baiturrahman, Banda Aceh. "Di tempat-tempat yang enggak ada orang sih, biÂasanya," kata Reza.
Izil juga pernah meminta uang untuk dirinya sendiri. Berdasarkan catatan Reza jumlahÂnya mencapai Rp 2,56 miliar.
Jaksa bertanya kenapa tak menolak permintaan itu. Reza berdalih perusahaannya maupun PT Nindya Karya tak berani. "Izil Azhar menghubungi salah satu dari kita. Kalau tidak meÂmenuhi (permintaan) banyak ancaman datang ke rumah," ungkap Reza.
Semua uang pengeluaran unÂtuk Irwandi dicatat sebagai biaya proyek. Setiap Izil meminta uang, Reza membicarakan denÂgan pihak Nindya Karya. "Kalau sudah disetujui JO, baru kita keluarkan (uangnya). Biasanya cash (tunai)," jelas Reza.
Karyawan PT Nindya Karya, Bayu Ardhianto membenarkan adanya pengeluaran uang untuk Irwandi. Ia juga mengamini penÂgeluaran itu dicatat sebagai biaya proyek. "Di laporan, nanti jadi biaya konstruksi," kata Bayu.
Saat diberi kesempatan meÂnanggapi kesaksian ini, Irwandi membantah pernah meminta uang dari kontraktor proyek dermaga Sabang. "Jelas (nama saya) dicatut," kata pria yang memiliki pesawat pribadi itu.
Dalam dakwaan jaksa disebutÂkan Irwandi menerima uang-uang itu dari Izil di rumahnya Jalan Salam Nomor 20 Bandara Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh.
Izil juga telah ditetapkan sebaÂgai tersangka kasus duit proyek dermaga Sabang. Namun ia tak pernah memenuhi panggilan pemeriksaan KPK. Buron.
Sementara Irwandi diadili atas korupsi yang dilakukan selama menjadi gubernur daerah Serambi Mekah. Pada masa jabatan gubernur 2007-2012, Irwandi menerima Rp 32,45 miliar dari proyek dermaga Sabang.
Sementara pada masa jabatan periode kedua, Irwandi menerima suap dari Rp 1,05 miliar. Bupati Bener Meriah Ahmadi memÂberikan rasuah itu agar Irwandi mengalokasi Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) Rp 108 miliar untuk wilayahnya.
Ahmadi juga ingin proyek-proyek di wilayahnya yang dibiayai DOKA dikerjakan konÂtraktor lokal. Ia bersedia memÂberikan fee proyek 10 persen kepada Irwandi.
Selain itu, Irwandi menerima gratifikasi mencapai Rp 8,717 miliar pada periode Mei 2017 hingga Juli 2018. Uang itu beÂrasal dari kontraktor maupun mantan tim sukses yang diberi jatah proyek. ***
BERITA TERKAIT: