Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rahmat Hamka Nasution, Pelayan Rakyat Yang Komitmen Bikin Terobosan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/adityo-nugroho-1'>ADITYO NUGROHO</a>
LAPORAN: ADITYO NUGROHO
  • Kamis, 14 Februari 2019, 15:03 WIB
Rahmat Hamka Nasution, Pelayan Rakyat Yang Komitmen Bikin Terobosan
Rahmat Hamka Nasution/RMOL
rmol news logo . Menjadi anggota DPR sejak tahun 2015 dalam pergantian antar waktu (PAW) membuat Rahmat Hamka Nasution mewakafkan dirinya sebagai pelayan rakyat.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Menggantikan Willy M. Joseph yang saat itu maju sebagai calon kepala daerah di Kalimantan Tengah, Rahmat yang juga berasal dari daerah yang sama langsung ditempatkan oleh Fraksi PDIP di Komisi II DPR.

Pria yang kerap memakai peci merah itu sejak 2004 sudah menjadi pelayan rakyat hanya saja lingkupnya daerah. Pada periode 2004-2009, dia menjadi anggota DPRD II Kabupaten Kotawaringin Barat. Sedangkan 2009-2014, dia menjadi anggota DPRD I Provinsi Kalimantan Tengah.

"Jadi tagline saya ini "Sang Pelayan, Menembus Batas Harapan". Memang sebagai wakil rakyat sudah seharusnya jadi pelayan rakyat. Kalau kalau ada pelayan rakyat yang lebih baik dari saya maka saya siap tidak dipilih. Jadi menjadi tuan lagi bukan pelayan, karena rakyat itu bagi saya adalah tuan," ungkap Rahmat kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (14/2).

Hingga dia berkelakar kalau istilah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu seharusnya diganti menjadi Dewan Pelayan Rakyat. Hal itu dimaksudkan agar para anggota dewan ini sadar bahwa sejatinya merupakan pelayan rakyat.

Selama menjadi anggota DPR, kader banteng moncong putih ini sudah tiga kali pindah komisi. Pertama ditempatkan di Komisi II kemudian dipindah ke Komisi IV dan kini di Komisi V.

Selama memegang amanah di lintas komisi itu, Rahmat yang sejak mahasiswa aktif di HMI ini selalu membuat terobosan untuk kemajuan masyarakat di dapilnya.

"Jadi saya selalu mengambil terobosan buat daerah karena setiap daerah tidak bisa disamaratakan, masalahnya ada kebiasaan dan kondisi yang berbeda," terangnya.

Misalnya saat di Komisi IV yang membidangi pertanian, menurut dia, tidak bisa area sawah di Kalteng dikondisikan yang sama seperti di Jawa.

"Akhirnya saya waktu itu minta 20 eskavator untuk sawah. Karena sawah di sana (Kalteng) masih banyak tunggulnya jadi sangat berbeda dengan di Jawa," pungkasnya. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA