Wabah Kebencian Akhir-akhir ini, rasa prihatin sering menyelinap ke lubuk sanubari saya. Sayang setriliun sayang, demokrasi yang dengan susah payah dihadirkan di Tanah Air Udara tercinta ini ternyata membuahkan dampak kurang positif yaitu wabah kebencian yang merajalela akibat angkara murka perebutan tahta kekuasaan.
Kreativitas mengungkap kebencian beranekaragam mulai dari saling menghujat, saling memfitnah sampai ke saling melapor ke Bareskrim atas tuduhan menyebar kebencian.
Sila ketiga di dalam Pancasila yaitu Persatuan Indonesia dirongrong bahkan dicabik-cabik demi memperebutkan singgasana kekuasaan di Republik Indonesia.
Jika dahulu kebencian hadir antara bangsa Indonesia yang dijajah melawan para bangsa penjajah, kini kebencian hadir antara sesama bangsa, sesama warga sesama negara yaitu Indonesia.
Makin memprihatinkan bahwa yang gigih diperjuangkan bukanlah kemerdekaan bangsa, negara dan rakyat Indonesia namun sekadar tahta singgasana kekuasaan bagi segelintir pihak yang juga sesama warga negara Indonesia.
Solusi Di tengah kemelut wabah kebencian mendadak timbul sebercak harapan ditawarkan seorang warga Indonesia melalui apa yang disebut sebagai ruang maya alias cyber space. Ryan Pargo melalui @pargo.ryan menawarkan solusi kemelut wabah kebencian sebagai berikut “Biar ga ribut bagaimana kalo Prabowo dan Jokowi sama-sama jadi presiden.
Jokowi shift pagi, Prabowo shift malem.
Sebagai pendiri Perhimpunan Pencinta Humor yang sedang mempelajari apa yang disebut sebagai “humorâ€, saya menilai solusi yang ditawarkan Ryan Pargo merupakan sebuah mahakarya humor yang mengandung makna estetika yang meluas di samping mendalam.
Mohon dimaafkan, apabila solusi Ryan Pargo demi meredakan wabah kebencian ternyata malah dianggap makin merajalelakan wabah kebencian maka mohon jangan ada yang tega melaporkan saya ke Bareskrim Kepolisian Republik Indonesia atas tuduhan menyebar kebencian.
[***]
Penulis adalah pendiri Perhimpunan Pencinta Humor