Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mahyudin Merasa Dibatasi Ruang Gerak Di Pileg 2019

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 20 Januari 2019, 07:58 WIB
Mahyudin Merasa Dibatasi Ruang Gerak Di Pileg 2019
Mahyudin/Dok Pribadi
rmol news logo Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 jelas berbeda dengan 2014 silam.

Dari segi aturan saja, Mahyudin merasa lebih ketat sekarang.

"Em, perbedaan mungkin yang pertama adalah dari sisi aturan ya, aturan kampanye yang sekarang itu lebih banyak menurut saya dan lebih sedikit membatasi ruang bergerak daripada caleg," tutur wakil ketua MPR dari Fraksi Partai Golkar yang periode 2019-2024 mencalonkan diri sebagai senator dari daerah pemilihan Kalimantan Timur ini kepada Kantor Berita Politik RMOL.

Misalnya dalam pembagian atribut dan iklan kampanye.

"Ya menurut saya lebih leluasa campaign-nya pada tahun 2014 yang lalu dari pada yang sekarang," jelasnya.

Dari segi pemilih juga disadarinya lebih banyak dari kaum milenial atau pemula.

"Mungkin sistim kampanye juga jadi sedikit bergeser banyak memainkan media-media sosial ketimbang, kampanye konvensional ya," kata Mahyudin.

Tak hanya itu, lanjut Mahyudin, cara-cara menarik simpatik calon pemilih kini tidak bisa pakai cara lama seperti memberikan doorprize.

"Kalau dulu orang mengumpulkan masa boleh pakai doorprize sekarang kan tidak boleh, kasih hadiah gitu. Jadi kalau untuk kampanye dialogis mengumpulkan masa memang agak lebih sulit mengumpulkan massa, ketika orang dikumpulkan tanpa ada sesuatu yang menarik mereka untuk datang, itu sedikit yang berubah," terang politisi yang gemar mendaki gunung tersebut.

Meskipun begitu, ia bisa memaklumi aturan ketat kampanye dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) selaku penyelenggara Pemilu.

"Mungkin tujuan KPU adalah bagaimana calon-calon itu tidak terlalu banyak mengeluarkan biaya kampanye ya sehingga lebih efisien, itu satu. Kedua memang KPU memperketat sistim kampanye dengan perizinan yang juga masuk agak sedikit rumit. Kalau dulu kan kampanye kita enggak perlu izin-izin terlalu rumit, mungkin untuk menghindari gesekan-gesekan antara sesama pendukung," papar dia.

"Tapi dari sisi pembangunan demokrasi di Indonesia saya kira itu semakin bagus," imbuhnya. [wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA