Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Candi Jago

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Minggu, 13 Januari 2019, 06:43 WIB
Candi Jago
AKIBAT nama perusahaan di mana saya bekerja adalah Jamu Jago maka secara pribadi saya memiliki ketertarikan tersendiri terhadap sebuah candi di desa Tumpang, Kabupaten Malang sekitar 22 kilometer dari kota Malang, Jawa Timur yang dikenal dengan nama Candi Jago.

Singasari

Sayang, ternyata nama jago tidak memiliki keterkaitan dengan satwa yang disebut sebagai ayam jago . Menurut kitab Negarakertagama dan Pararaton berasal dari kata "Jajaghu" yang bermakna keagungan sebagai predikat sebuah lokasi sakral.  Jamu Jago didirikan oleh kakek saya T.K Suprana pada tahun 1918, sementara Candi Jago didirikan oleh Raja Kertanegara pada tahun 1268.
Seperti halnya candi-candi di pulau Jawa, Candi Jago dibangun dengan bahan batu andesit yang disusun dalam bentuk terus punden berundak yang sayang di masa kini hanya tersisa bagian kaki dan sebagian kecil badan candi. Bagian atap sudah lenyap konon akibat disambar petir sehingga tidak diketahui bagaimana bentuknya semula.  
Fabel

Pada dinding luar kaki candi dipahatkan relief-relief cerita Khresnayana, Parthayana, Arjunawiwaha, Kunjarakharna, Anglingdharma, serta cerita fabel yang sama sekali tidak menampilkan tokoh ayam jago tetapi kura-kura yang diterbangkan seekor angsa dengan cara sang kura-kura menggigit setangkai kayu yang dibawa sang angsa.  Di tengah penerbangan sang kura-kura ditertawakan oleh segerombolan anjing. Kura-kura membalas dengan kata-kata sehingga terbukalah mulutnya maka terjatuh karena terlepas dari gigitan kayunya.   

Candi Tiga Kerajaan

Pembangunan Candi Jago dilaksanakan atas perintah Raja Kertanagara pada kurun waktu tahun 1268 sampai dengan tahun 1280 sebagai penghormatan bagi almarhum ayahandanya Raja Singasari ke-4, Sri Jaya Wisnuwardhana, yang wafat pada tahun 1268. Walaupun dibangun pada masa pemerintahan Kerajaan Singasari, Candi Jago kerap dikunjungi Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit. Keterkaitan Candi Jago dengan Kerajaan Singasari terlihat juga dari pahatan padma  yang menjulur ke atas dari bonggolnya, yang menghiasi tatakan arca-arcanya. Motif teratai semacam itu sangat populer pada masa Kerajaan Singasari.

Candi Jago juga telah mengalami pemugaran pada tahun 1343 atas perintah Raja Adityawarman dari kerajaan Melayu yang memiliki hubungan diplomatik cukup intensif dengan kerajaan Majapahit. Maka sejarah Candi Jago menjadi unik karena memiliki keterkaitan dengan sekaligus tiga kerajaan Nusantara yaitu kerajaan Singasari, Majapahit dan Melayu.[***]

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kebudayaan.

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA