Puluhan kali letusan gunung api itu diduga menyebabkan guguran material yang jatuh ke lautan dan akhirnya mengakibatkan gelombang tinggi sehingga menewaskan ratusan warga Banten dan Lampung.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan fenomena tsunami di Selat Sunda termasuk langka. Hasil pengamatan ini yang membuat pihak BMKG maupun BNPB semula tidak bisa langsung menyebut peristiwa tersebut sebagai tsunami.
Sutopo memperkirakan tsunami di Pandeglang dan Lampung disebabkan kombinasi longsor bawah laut pengaruh erupsi Gunung Anak Krakatau bersamaan dengan gelombang pasang akibat bulan purnama.
Doa
Saya sangat terkejut serta prihatin menerima berita tentang malapeta tsunami di Selat Sunda.
Bencana alam merupakan peringatan Yang Maha Kuasa agar saya sadar diri untuk senantiasa berupaya bersikap
ojo dumeh demi menjaga diri jangan pernah lupa diri sehingga tinggi hati, angkuh, sombong, terkebur.
Sama sekali tiada alasan untuk terkebur sebab saya hanya sesosok mahluk hidup yang berkeniscayaan dalam hal kekurangan, keterbatasan serta ketidaksempurnaan.
Saya wajib senantiasa sadar bahwa pada hakikatnya diri saya sangat lemah sehingga sama sekali tidak berdaya apa pun ketika berhadapan dengan kedigdayaan daya alam apalagi Kehendak Yang Maha Kuasa.
Dari lubuk sanubari terdalam saya sampaikan belasungkawa bagi para korban tsunami Selat Sunda.
Dengan penuh kerendahan hati saya memanjatkan doa permohonan kepada Yang Maha Kuasa agar berkenan memberikan kekuatan lahir batin kepada sanak keluarga yang ditinggalkan para korban serta memohon Yang Maha Kuasa berkenan menerima arwah para korban di sisi Beliau di alam baka. Amin
. [***]
Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan