Pangeran Muhamad bin Salman sebagai putera mahkota kerajaan Arab Saudi melancarkan program pembangunan bukan hanya di bidang ekonomi namun juga kebudayaan.
Pangeran Badr bin Abdullah ditugaskan sebagai Menteri Kebudayaan kerajaan Arab Saudi melipatgandakan anggaran kebudayaan dengan target menambah jumlah situs warisan kebudayaan UNESCO di Arab Saudi dari kini lima menjadi nanti pada tahun 2030 minimal sepuluh di samping mendirikan museum Islam terbesar di dunia.
Nabatea
Mada’in Saleh terletak di dekat kota Al Ula sekitar seribu kilometer dari Riyadh di kawasan bukit di tengah padang pasir provinsi Madinah di wilayah Hijaz.
Situs monumental ini didominasi kebudayaan Nabatea dari abad ke-1 Masehi.
Mada'in Saleh merupakan kota Nabatea secara geografis terletak paling selatan serta kota terbesar kedua setelah ibukota kerajaan Nabatea, Petra. Sisa-sisa peradaban Lihyani serta Romawi juga dapat ditemukan di situs ini. Di dalam Al-Qur'an terkisah penghunian wilayah Mada'in Saleh oleh kaum Tsamud pada masa Nabi Saleh.
Di Mada’in Saleh ditemukan sekitar 131 monumen makam batu dengan relief yang detail dari zaman Nabatea. Mada'in Saleh memiliki berbagai nama dari berbagai masyarakat dan kebudayaan yang pernah menghuni kawasannya.
Sejarawan Yunani, Strabo serta beberapa penulis lainnya menyebutnya sebagai Hegra. Nama Mada'in Saleh berkaitan dengan nama Nabi Saleh. Nama Al-Hijr "Negeri Batu" terkait topografi wilayah Hijaz di mana Mada'in Saleh berada.
Arsitektur Pahatan Batu
Raja Al-Harits IV (9 SM�"40 M) menjadikan Mada'in Saleh sebagai kota terpenting kedua setelah Petra.
Daerah kekuasaan Kerajaan Nabatea yang berada di perlintasan jalur perdagangan di Semenanjung Arab memegang peran utama dalam perdagangan komoditas dupa, mur dan rempah-rempah. Mada'in Saleh berkembang menjadi sebuah kota politik dan perdagangan dengan akses pelabuhan Agra Kome ke Laut Merah.
Kondisi geologis Mada'in Saleh menyediakan tempat yang ideal bagi gaya arsitektur pahatan batu Nabatea seperti di Petra. Aksara Nabatea ditemukan tertulis pada dinding-dinding bangunan.
Masyarakat Nabatea juga membangun sistem pertanian oasis serta sumur dan penampung hujan. Karakteristik permukiman yang serupa ditemukan pula di permukiman-permukiman Nabatea lainnya.
Kini Al Ula sebagai kota terdekat dengan Mada’in Saleh intensif dibangun kerajaan Arab Saudi untuk menjadi kawasan Pusat Kebudayaan sekaligus destinasi utama industri pariwisata yang menggetar sukma para pencinta kebudayaan dunia.
[***]
Penulis adalah Pembelajar Kebudayaan Dunia