Batik, Golek, Kolintang, Dondong Opo Salak Di Bangkok

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Senin, 17 Desember 2018, 08:17 WIB
Batik, Golek, Kolintang, Dondong Opo Salak Di Bangkok
Foto: Rinton
15 Desember 2018 Kedutaan Besar Republik Indonesia Bangkok (KBRI) bekerja sama dengan Purnomo Yusgiantoro Center dan Jaya Suprana School of Performing Arts menyelenggarakan Pergelaran Kesenian Nusantara di balairung KBRI Bangkok.

Batik


Acara resmi dibuka dengan kata sambutan Duta Besar Ahmad Rusdi yang menegaskan bahwa persahabatan antara Indonesia dengan Thailand telah terjalin melalui jalur kebudayaan sejak ratusan tahun yang lalu.

Raja Chulalongkorn pada tahun 1871, 1896, dan 1901 berkunjung ke pulau Jawa serta mengoleksi kain batik dari berbagai sentra produksi batik di pulau Jawa.

Setelah Raja Chulalongkorn wafat pada 1910, koleksi batik tersebut disimpan di Grand Palace tanpa pernah diperlihatkan ke publik selama lebih dari 100 tahun.

Batik sebagai warisan kebudayaan dunia kebanggaan bangsa Indonesia kembali tercatat dengan tinta emas pada lembaran sejarah kebudayaan dunia berupa 307 lembar kain batik berbagai corak berasal dari abad ke XIX koleksi Raja Chulalongkorn dipamerkan di Museum Tekstil Ratu Sirikit, Istana Raja Thailand (Grand Palace), Bangkok, selama dua setengah tahun mulai akhir Oktober 2018 sampai dengan April 2021 bertema “A Royal Treasure: Javanese Batik from the Collection of King Chulalongkorn of Siam".

Melengkapi pameran tersebut, batik koleksi Iwan Tirta diperagakan para peragawati terkemuka di bawah pimpinan Enny Sukamto di panggung Pergelaran Kesenian Nusantara di catwalk balairung KBRI Bangkok 15 Desember 2018.

Golek Dan Kolintang


Pergelaran diawali Golek Sulung Dayung ditampilkan lemah gemulai penuh pesona oleh ansembel tari Jaya Suprana School of Performing Arts bersama Aylawati Sarwono, Rini Ninok, Santi Peeters, Lila Noviastantri, Shari Semesta , Rury Avianti, Yani Wulandari, Olive di bawah bimbingan Dewi Sulastri yang telah tampil di Sydney Opera House dan Carnegie Hall New York.

Para musisi kulintang di bawah pimpinan Rama yang atas dukungan Purnomo Yusgiantoro Center telah tampil di Sydney Opera House, kali ini di Bangkok mempesona hadirin yang terdiri dari masyarakat Thailand, Kanada, Timor Timur dan lain-lain serta masyarakat Indonesia di Thailand dengan alunan musik kroncong, dangdut, campur sari, gondang, zapin diawali AIR karya Johann Sebastian Bach sebagai bukti bahwa para pemusik kulintang Indonesia piawai mempergelar karya musik abadi dunia.

Armonia

Tidak ketinggalan paduan suara Armonia di bawah pimpinan Baruno Wibowo yang juga telah menggemakan lagu-lagu daerah Nusantara di panggung mancanegara menyemarakan suasana Pergelaran Kesenian Nusantara dengan lagu “Dondong Opo Salak” disusul ungkapan cinta Jaya Suprana kepada Tanah Air Udara di dalam lagu “Indonesia”.

Secara memikat sanubari para biduanita Armonia menghadirkan suasana Bhinneka Tunggal Ika kebudayaan Nusantara dengan mengenakan berbagai busana tradisional dari berbagai daerah Indonesia pada penghujung acara turun panggung menghampiri hadirin untuk bersama bersuka ria menari diiringi lagu “Gemu Maumere” mahakarya Nyong Franco yang telah mendunia. [***]


Penulis adalah pengagum dan Pembelajar kesenian Nusantara


< SEBELUMNYA

Hikmah Heboh Fufufafa

BERIKUTNYA >

Dirgahayu Indonesia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA