Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Silaknas ICMI Di Lampung Lahirkan ICMA

Sabtu, 08 Desember 2018, 19:42 WIB
SILATURAHMI Nasional (Silaknas) ICMI yang berlangsung pada 6-8 Desember di Bandar Lampung telah dibuka oleh Presiden H. Joko Widodo dan ditutup oleh Wakil Presiden Yusuf Kalla.

Silaknas yang bertepatan dengan Milad ICMI ke-28 ini mengambil tema "Membangun Sumber Daya Insani Yang Berkualitas Dan Bermartabat Melalui Peningkatan Sumber Daya Insani Yang Adil,  Makmur, dan Mandiri."

Ada yang istimewa pada silaknas kali ini dibanding silaknas-silaknas sebelumnya. ICMI telah melahirkan berdirinya Ikatan Cendekiawan Muslim se-Asia Tenggara (ICMA). Hadir dalam deklarasi ICMA, utusan dari Malaysia, Brunei, Kamboja, Myanmar, Timor Leste, selain tuan rumah Indonesia. Sementara Singapura dan Laos walau tidak bisa hadir karena alasan teknis telah memberikan dukungan tertulisnya.

Dalam naskah deklarasi yang dibacakan di depan Presiden H. Joko Widodo saat pembukaan berbunyi: "Kami Cendekiawan Muslim se-Asia Tenggara berkomitmen untuk Mengembangkan Sumber Daya Insani yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wata'ala, berdasarkan Al Qur'an dan As-Sunnah dengan menguasai dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi, guna memajukan perekonomian dan kebudayaan dalam rangka mewujudkan peradaban masyarakat Asia Tenggara yang maju, mandiri, adil, makmur dan bermartabat."

Bila disederhanakan, sebenarnya kalimat panjang di atas berisi dua agenda besar ICMA dalam kiprahnya ke depan, yakni pengembangan sumber daya insani (SDM) dan memajukan ekonomi serta bisnis.

Dua agenda besar ini akan dirumuskan dalam pertemuan berikutnya yang telah disepakati akan dilaksanakan di Kamboja pada Februari tahun depan.  

Merespon agenda pertama terkait pengembangan sumber daya insani, para peserta silaknas menawarkan sejumlah beasiswa khususnya kepada perwakilan dari Kamboja, Myanmar, dan Timor Leste.

Hal ini tidak bisa dilepaskan dari latar belakang sebagian besar peserta silaknas yang berbasis di perguruan tinggi. Tampaknya untuk merealisasikan agenda pertama terkait sumberdaya insani ICMA tidak akan menemui hambatan berarti. Akan tetapi agenda kedua, terkait ekonomi dan bisnis ICMA, tampaknya akan menghadapi tantangan yang tidak ringan, mengingat tidak banyak aktifis ICMI yang berlatar belakang pengusaha.

Meskipun demikian ICMI telah meletakkan tonggak sejarah baru dengan melahirkan ICMA yang mendapat sambutan luar biasa baik dari peserta silaknas, juga peserta dari luar negeri termasuk Orwil ICMI dari Amerika. Kini kita menanti kiprah para cendekiawan muslim Indonesia di kawasan Asia Tenggara. [***]

Dr. Muhammad Najib
(Direktur Eksekutif Center for Dialogue and Cooperation among Civilization/CDCC)

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA