Kelirumologi Istilah Asing

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Jumat, 30 November 2018, 06:26 WIB
Kelirumologi Istilah Asing
Jaya Suprana/Net
BANGSA Indonesia selalu bersikap terbuka maka gemar menggunakan istilah asing namun kadang-kadang keliru dalam menggunakannya. Bahkan kamus pun ikut mendukung kekeliruan menggunakan istilah asing.

Konsumerisme

Misalnya konsumerisme yang sebenarnya bermakna “gerakan atau kebijakan untuk melindungi konsumen dengan menata metode dan standar kerja produsen, penjual, dan pengiklan” sempat digunakan secara keliru dalam makna “ paham atau gaya hidup yang menganggap barang-barang (mewah) sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan, dan sebagainya; gaya hidup yang tidak hemat”.

Namun kekeliruan itu malah didukung oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia sehingga para penggemar istilah asing tetap bersikeras dalam menggunakan istilah yang keliru. Setelah saya protes, KBBI bersikap mendua dengan memuat makna yang keliru mau pun yang benar secara berurutan pada uraian makna yang sama terhadap istilah konsumerisme.

Secara demokratis, masyarakat dipersilakan memilih mau menggunakan istilah yang benar atau yang keliru.

Grha

Graha dengan selipan huruf a di antara huruf r dan h berasal dari bahasa Sanserketa yang sebenarnya bermakna “buaya” sempat digunakan sebagai nama rumah atau gedung yang dalam bahasa Sansekerta yang benar sebenarnya adalah “grha” tanpa selipan huruf a di antara huruf r dan h.

Sebab penguasa lebih bangga menggunakan istilah asing secara keliru pada gedung kepresidenan yang megah menyandang nama “Bina Graha” maka masyarakat juga bangga meniru kekeliruan itu sebagai nama berbagai gedung megah.

Setelah resim Orba lengser, mulai tampak di sana sini upaya penggunaan istilah asing secara benar pada gedung tertentu semisal Grha Tirtadi, Grha Unilever, Grha Ciumbuleuit, Grha Kedoya, Grha Vegejawi dan lain-lainnya.

Ibarat kafilah berlalu meski anjing menggonggong maka meski di masa Orde Reformasi sudah dinyatakan keliru namun nama Graha tetap konsisten digunakan oleh berbagai pihak yang lebih bangga menggunakan istilah asing secara keliru.

Penulis adalah pendiri Pusat Studi Kelirumologi

< SEBELUMNYA

Hikmah Heboh Fufufafa

BERIKUTNYA >

Dirgahayu Indonesia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA