Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

HILMI-FPI: Palu Mencekam

Sabtu, 06 Oktober 2018, 13:17 WIB
HILMI-FPI: Palu Mencekam
Habib Ali Al Hamid/Net
TADI malam, saya dihubungi Habib Ali Al Hamid, Ketua Hilal Merah Indonesia (HILMI) yang posisinya sekarang ada di Palu. Semenjak hari pertama gempa di Palu, HILMI langsung kerahkan tim rescuenya untuk meninjau pusat kejadian gempa di Palu.

Menariknya, tim rescue HILMI keesokan harinya setelah terjadi gempa, sudah ada di lapangan. Kurang dari 24 jam, tim rescue HILMI sudah melakukan pembagian makanan dan minuman kepada warga setempat. Gerak cepat HILMI yang merupakan sayap juang FPI, membuat banyak pihak tidak percaya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sempat tidak percaya secepat itu gerakan FPI di bawah kendali HILMI. Bahkan saat itu, pemerintah masih belum melakukan tindakan apapun untuk Palu. Apalagi Palu saat itu terblokade. Bandara yang diandalkan untuk masuknya bantuan darurat, mengalami rusak berat.

Sebagaimana diberitakan di media-media, Kominfo mengatakan, berita terkait relawan Front Pembela Islam (FPI) yang membantu proses evakuasi korban gempa Palu adalah hoax alias berita palsu.

"Hoax gerak cepat relawan FPI evakuasi korban gempa Palu 7,7," tulis Plt. Kepala Biro Humas Kemkominfo Republik Indonesia Ferdinandus Setu, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/10).

Tim rescue HILMI pertama dikirim ke Palu di bawah pimpinan Ketua DPD FPI Sulteng, Ustadz Sugianto Kaimudin. Delegasi pertama rencananya hanya sekedar untuk memetakan lapangan. Tapi setelah melihat kondisi di sana, mereka langsung turun lapangan mencari korban hidup di bawah reruntuhan bangunan dan mengevakuasi jenazah dengan peralatan yang sangat terbatas.

Ketua HILMI, Habib Ali Al Hamid hanya membekali uang sebesar Rp 2 juta kepada delegasi pertama di bawah pimpinan Ustadz Sugianto yang direncanakan hanya untuk pemetaan lapangan saja. Uang itu pun oleh Ustadz Sugianto dibelikan roti dan air mineral untuk dibagikan ke para korban gempa.

Pagi hari buta setelah gempa terjadi di sore harinya, tim rescue HILMI sudah mendatangi masyarakat setempat membagikan bawaan mereka. Apa yang dilakukan HILMI, sayap juang FPI, mengejutkan para warga.

Apalagi tim rescue HILMI bekerja untuk kemanusiaan tanpa melihat latar belakang agama. Terbukti sebuah pernyataan viral di medsos dari seorang kristiani yang mengungkapkan kesalutannya atas kinerja FPI yang menolong masyarakat dengan tulus.

Kondisi Palu hingga kini cukup memprihatinkan. Sebagaimana yang disampaikan Ketua HILMI, Habib Ali Al Hamid, Jumat malam, 5 Oktober 2018 dalam kontak bergambarnya, suplai makanan hingga kini masih sulit untuk masuk ke Palu. FPI di bawah koordinasi HILMI harus meminta pengawalan tentara dari Mamuju ke Palu yang ditempuh sekitar 8 jam.

Tidak hanya suplai makanan, bahan bakar pun sangat sulit di Palu. Untuk beli bensin bisa mengantri berjam-jam, bahkan sampai 10 jam. Habib Ali Al Hamid dalam kontak bergambarnya Jumat malam menunjukkan jalan utama di Palu yang gelap gulita. Hanya ada dua lampu utama yang menerangi jalanan. Itu pun baru dipasang beberapa jam lalu.

Kondisi Palu cukup memprihatinkan. Dikabarkan pula, masyarakat setempat eksodus ke luar kota. Bagaimana mereka harus bertahan hidup di saat bahan makanan tidak tersedia. Udara pun tak sehat karena bau mayat yang begitu menyengat.

Sepekan setelah gempa, penjarahan masih terus berlangsung di mini-mini-mini market sekitar. Ada yang menarik, sejumlah rumah untuk menghindari penjarahan memasang foto "Guru Tua."

Yang dimaksud Guru Tua di sini adalah tokoh kharismatik Almarhum Al-Habib Idrus bin Salim Al-Jufri yang juga pendiri pusat pendidikan Al Khairat. Jika foto itu terpasang depan rumah atau toko, maka penjarah berpikir dua kali untuk menjarah.

Menurut Habib Ali dalam penjelasannya, kemarin malam, Palu bisa dikatakan seperti kota mati. Meski demikian, tim HILMI masih terus berjuang tak kenal lelah. Alhamdulillah, bantuan yang dikoordinasi oleh FPI secara bertahap masuk ke wilayah Palu dari Mamuju dengan pengawalan Dandim Mamuju.

Bantuan pertama langsung dibawa oleh Habib Ali Al Hamid pada hari Kamis, tanggal 4 Februari 2018 dan berhasil tiba di Palu pada hari itu juga. Habib Ali Al Hamid membawa bantuan sebanyak 700 kg dari Jakarta melalui penerbangan Lion Air.

Setiba di Makasar, Habib Ali Al Hamid juga masih berbelanja untuk keperluan di Palu yang terus berkoordinasi dengan Ustadz Sugianto selaku pimpinan tim rescue yang siaga di Palu. Dari Makasar, Habib Ali Al Hamid melanjutkan perjalanan udaranya ke Mamuju.

Tiba di Mamuju, Habib Ali juga masih belanja untuk memenuhi kebutuhan sementara di Palu berdasarkan laporan di lapangan. Setelah itu, tim rescue kedua melanjutkan perjalanan darat dari Manuju ke Palu yang dikawal oleh Dandim setempat. Sengaja dikawal karena mengantisipasi penjarahan di tengah jalan.

Selain itu, Habib Ali Al Hamid juga menyiapkan ribuan makanan siap saji untuk dibagikan kepada masyarakat dalam perjalanan darat ke Palu. Selain itu, pembagian makanan siap saji dan minuman sengaja dilakukan sebagai strategi menghindari jarahan dalam perjalanan.

Menurut Habib Ali Al Hamid, masyarakat menjarah karena mencari makanan. Untuk itu, tim rescue siapkan makanan siap saji sehingga mereka tak menjarah bahan-bahan makanan untuk persediaan para korban di Palu. [***]

Alireza Alatas
Pembela ulama dan NKRI/aktivis Silaturahmi Anak Bangsa (Silabna)

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA