"Kita lihat memang penduduknya padat sekali, Kota Palu itu berkembang di atas sesar Palu Koro. Dalam sejarah kebencanaannya memang sering terjadi," ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu (29/9).
Dikatakan, fenomena Palu Koro ini adalah sesar yang terbesar nomor dua setelah patahan Yapen di Kepulauan Yapen Papua.
"Dan beberapa kali kejadian sesar ini menyebabkan gempa bumi dan tsunami, memang yang ada di sesar Palu Koro adalah daerah yang rawan, di sana sudah menjadi berkembang kawasan permukiman," kata dia.
Sebelumnya, BNPB setiap tahun telah menggelar sosialisasi di Sulteng dan sekitarnya terkait dengan fenomena patahan Palu Koro tersebut.
"Meskipun BNPB sudah setiap tahun bersama BPPD melakukan sosialisasi gladi dan pemasangan rambu evakuasi dan sebagainya, dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat dan ketangguhan daerah, namun kita tidak bisa menghindari fenomena gempa dan tsunami," tandas Sutopo.
[lov]
BERITA TERKAIT: