Ternyata beliau bermurah hati di samping Kata Pengantar masih membuat sebuah naskah untuk melengkapi buku Malumologi yang kini saya copas alias muat seutuhnya sebagai berikut.
Tepa SeliraRasa malu bertindak sewenang-wenang diperlukan untuk memelihara sisi kemanusiaan kita yang welas asih terhadap sesama. Ini selaras etika Jawa
tepa selira marang sapadha-padha. Tenggang rasa terhadap sesama.
Tepa artinya diterapkan.
Selira artinya diri, baik diri saya maupun diri orang lain
/liyan. Ini adalah kaidah universal, setara
The Golden Rule yang tercantum pada ajaran etika moral berbagai suku bangsa.
Kalau saya tidak ingin disakiti
liyan, maka seharusnya saya juga tidak menyakiti
liyan. Atau dalam bentuk positif, kalau saya ingin disayangi
liyan, maka semestinya saya juga menyayangi liyan. Kalau saya ingin dihormati
liyan, maka semestinya saya juga menghormati
liyan. Dan seterusnya.
MundurDi Jepang, tradisi mengundurkan diri dari jabatan publik karena merasa malu akibat tidak mampu memenuhi janji atau tidak mampu mengatasi masalah, sudah menjadi berita biasa.
Mungkin ini dampak kode etik
bushido bagi para samurai yang meluas di masyarakat. Salah satu nilai dalam
bushido adalah
meiyo, yakni nilai dalam menjaga nama baik atau menjaga harga diri dengan memiliki perilaku terhormat.
Pada 2010 misalnya, Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama mengundurkan diri lantaran malu gagal memenuhi janjinya saat kampanye pemilu untuk memindahkan sebuah pangkalan militer Amerika Serikat keluar dari wilayah Okinawa.
Namun ksatria Inggris pun tidak mau kalah dari samurai Jepang. Michael Bates, Menteri Muda Departemen Pembangunan Internasional Inggris, yang juga anggota House of Lords mengajukan pengunduran diri kepada Perdana Menteri Theresa May, karena tidak mampu menanggung malu akibat terlambat hanya sekira satu menit saja ketika menghadiri sebuah sesi debat parlemen, pada Januari 2018.
Padahal, di negeri kita, jangankan hanya satu menit, telat tiga puluh menit pun masih bisa dimaklumi, dengan alasan jalan macet, ban bocor, banjir, dan 1001 alasanologi.
IndonesiaTapi supaya tidak malu, kita juga punya ksatria semacam itu kok. Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Djoko Sasono merasa malu karena gagal mengantisipasi dan mengatasi kemacetan panjang pada arus mudik libur Natal 2015 sehingga dia memutuskan mundur dari jabatannya.
"Sebagai bentuk tanggungjawab, dengan ini saya menyatakan berhenti sebagai Dirjen Perhubungan Darat," tutur Djoko.
Pengunduran diri juga ditempuh oleh Dirjen Pajak Sigit Priadi Pramudito akibat malu merasa tidak berhasil mencapai target pajak yang telah ditetapkan pada tahun 2015.
Terima kasih, Mas Bambang Waluyo atas pencerahan tepa salira nan indah permai bijak melengkapi pembelajaran Malumologi.
[***]Penulis adalah pendiri Pusat Studi Malumologi