Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bupati Labuhanbatu Minta Anak Buahnya Menyerah

Umar Ritonga Masuk Daftar Buronan KPK

Rabu, 25 Juli 2018, 09:23 WIB
Bupati Labuhanbatu Minta Anak Buahnya Menyerah
Umar Ritonga/Net
rmol news logo Tersangka kasus suap Umar Ritonga tak juga menyerahkan diri ke KPK. Orang dekat Bupati Labuhanbatu Pangonal Harahap itu dianggap buron.

"Nama tersangka UMR sudah resmi masuk daftar pencarian orang atau DPO. Kita sudah koordinasi dengan Interpol," kata Jurubicara KPK Febri Diansyah.

Surat permintaan pencarian terhadap Umar telah dikirim ke NCB-Interpol Mabes Polri, ke­marin siang. Foto dan identitas tersangka itu juga telah disebar ke seluruh kepolisian daerah (Polda). "Kita minta bantuan kepolisian untuk menangkap dan menyerahkan tersangka ke KPK," ujar Febri.

Masyarakat yang mengetahui keberadaan Umar bisa melapor ke kantor polisi terdekat atau menghubungi KPK di nomor 021-25578300.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigadir Jenderal M Iqbal memastikan, kepolisian akan membantu pen­carian Umar. "Setiap permoho­nan bantuan pencarian buronan (dari KPK) tentu ditindaklanjuti secara maksimal," tandasnya.

Sebelumnya, KPK telah mengimbau agar Umar yang lolos dalam operasi tangkap tangan menyerahkan diri. Namun imbauan itu tak digubris.

Pangonal turut mengimbau agar Umar menyerahkan diri. "Sangat saya harapkan kepada Saudara Umar Ritonga sebagai tersangka di dalam kasus saya ini, kiranya untuk menyerahkan diri ke KPK. Karena melarikan diri bukan suatu langkah yang tepat," kata Pangonal usai menjalani pe­meriksaan di KPK kemarin.

Pangonal tak tahu keberadaan Umar saat ini. Sejak ditangkap KPK, Pangonal putus komu­nikasi dengan orang yang kerap diperkenalkannya sebagai 'pen­jaga kebun' itu.

Pangonal menyampaikan per­mohonan maaf atas skandal suap ini. "Pertama saya minta maaf pada keluarga dan masyarakat Labuhanbatu. Kepada Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan dan Bapak Trimedya Pandjaitan yang mana ini suatu kekhilafan saya," sesalnya.

Untuk diketahui, Umar lolos dari sergapan tim KPK usai mengambil uang suap Rp500 juta untuk Bupati Labuhanbatu di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumut Rantauprapat.

Dengan mobil Toyota Hi-Lux milik Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu, Umar melarikan diri ke perkebunan kelapa sawit. Tim KPK sempat mengejar sebelum kehilangan jejak.

Beberapa hari kemudian, mobil yang dikendarai Umar ditemukan di perkebunan sawit. Kondisi ban mobil sudahkempes. Saat ditemukan, pelat nomor mobil itu sudah diganti.

"Aslinya pelat merah. Milik Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu. Diubah jadi hitam den­gan nomor polisi BK 8299 Y," sebut Febri. Mobil itu disita dan dititipkan di Kepolisian Resor Labuhanbatu.

Sementara pencarian Umar dilanjutkan. KPK menggele­dah kediamannya. Tim KPK mendapat informasi istri Umar memusnahkan barang bukti ka­sus suap dengan membuangnya ke sungai.

Dari penggeledahan rumah Umar, tim KPK mendapat infor­masi keberadaan rumah pribadi Pangonal di Medan. Lokasi di Jalan Pelajar Timur Nomor 168 Lingkungan VI, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan.

"Sudah dilakukan penggeledahan. Kita kembali menyita beber­apa barang bukti namun penyidik belum menemukan jejak tersangka UMR di sana,"  kata Febri.

Meski belum menemukan bukti uang suap, tim KPK te­lah mengantongi bukti cek yang ditandatangani pengusaha Effendy Sahputra alias Asiong dan bukti pencairan cek itu di BPD Sumut.

Kilas Balik
Disebut 'Penjaga Kebun', Umar Jarang Bergaul Dengan Pejabat


Sosok Effendy Sahputra alias Asiong Kobra mendadak tenar. Warga Aek Paing, Kecamatan Rantau Utara, Labuhanbatu ini menjadi bahan gunjingan masyarakat setelah operasi tangkap tangan (OTT) KPK.

Asiong diduga menyuap Bupati Pangonal Harahap terkait proyek-proyek di lingkungan Kabupaten Labuhanbatu, tahun anggaran 2018. Ia meneken cek Rp 576 juta untuk dicairkan. Uang yang akan diserahkan ke Pangonal Rp 500 juta.

Siapa Asiong? Ia pemilik PT Binivan Konstruksi Abadi (BKA). Perusahaan ini bergerak di bidang usaha pemecah batu (stone crusher) untuk pengola­han aspal hotmix.

Dia menapaki bisnis di dunia kontruksi sejak beberapa tahun belakangan. Di masa Bupati Labuhanbatu sebelumnya, Asiong dipercaya menggarap proyek pengerasan badan jalan Sungai Rakyat, Panai Hilir.

Asiong yang merupakan Bendahara Partai Hanura Labuhanbatu juga membuka bisnis tambang galian C dan sewa alat-alat berat: bekhoe.

Pada era Bupati Pangonal Harahap, bisnis Asiong semakin jaya. Ia memiliki banyak anak perusahaan di bidang konstruksi dan mendapat proyek-proyek pemerintah yang menambah pundi-pundi keuangannya.

Proyek yang pernah diker­jakannya pada tahun anggaran 2017 adalah pembangunan ge­dung serba guna Jalan Sena Kelurahan Padang Matinggi, Rantau Utara. Proyek ini me­nelan dana APBD Rp 3,991 miliar.

Kemudian, proyek Pembangunan Gedung C (IGD, IRNA & Rehabilitasi Medik) di komplek RSUD Rantauprapat. Proyek yang dikerjakan PT PB ini mempergunakan dana APBD & APBN/DAK 2017 Rp 12,833 miliar.

Selanjutnya, proyek Pembangunan Gedung F (pelayanan intensive) di komplek RSUD Rantauprapat. Proyek yang dikerjakan PT PB ini mem­pergunakan dana DAK 2017 Rp 13,074 miliar.

Dan, proyek pembangunan Gedung B Kantor Bupati Labuhanbatu di Jalan Sisingamangaraja, Rantauprapat. Proyek yang dikerjakan PT APS ini menggunakan dana APBD sebesar Rp 6,482 miliar.

Kasus suap ini juga melibatkan Umar Ritonga. Ia orang suruhan Bupati untuk mengambil uang suap. Tak banyak yang mengetahui jati diri Umar. Aktivitasnya di Facebook minim. Terakhir ia mengunggah status 1 Oktober 2017. Data pribadinya pun tak di­umbar di media sosial tersebut.

Informasi yang diperoleh war­tawan, Umar berasal dari Desa Batanggogar, Kecamatan Sei Kanan, Kabupaten Labuhanbatu Selatan Tapi ada juga yang bilang, Umar berasal dari Desa Sibargot. Masih satu desa den­gan H Thamrin yang ikut di­cokok KPK dalam OTT.

"Udah nikah dia. Tinggalnya di Rantauprapat juga. Dia mang­gil Pangonal dengan sebutan 'Tulang,' karena mertuanya masih kerabat Pangonal," kata sumber.

Selama ini Umar dipercaya mengurus kebun milik Pangonal. Jika ada yang bertanya mengenai siapa Umar, Pangonal selalu me­nyebutnya 'penjaga kebun'.

Ketika berada di rumah dinas Bupati, Umar tidak banyak bi­cara. Ia jarang berbaur dengan kalangan pejabat. "Dia sangat tertutup, tidak mau muncul ke permukaan," kata sumber tadi.

Umar kerap berpindah-pin­dah tempat tinggal. Terakhir ia mengontrak rumah di daerah Aek Tapa, belakang komplek asrama haji Rantauprapat. Sebelumnya mengontrak rumah di komplekCendana Asri sampingterminal Jalan Adam Malik, Rantauprapat.

Lantaran dekat dengan Bupati, beberapa orang pernah minta pekerjaan kepada Umar. "Umar bilang, 'ngapain kerja sama aku. Enggak ada gajinya'. Waktu dipancing soal proyek, Umar bilang, 'bukan urusan-urusanku itu'," tutur sumber itu.

Saat ini Umar raib bak dite­lan bumi. Ia berhasil lolos dari pengejaran KPK. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA