Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Potret Pertarungan Koalisi Sejati, Murni Demi Kepentingan Bangsa

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/adhie-m-massardi-5'>ADHIE M. MASSARDI</a>
OLEH: ADHIE M. MASSARDI
  • Selasa, 10 Juli 2018, 06:37 WIB
Potret Pertarungan Koalisi Sejati, Murni Demi Kepentingan Bangsa
Paul Pogba dan Romelu Lukaku/Net
BANYAK manfaatnya bagi bangsa Indonesia FIFA menggelar Piala Dunia 2018 di Rusia waktunya bersamaan dengan pilkada serentak di 154 kabupaten dan kota serta 17 provinsi.

Pertama, karena Piala Dunia rakyat Indonesia jadi tidak tertarik nonton acara-acara pilkada sehingga terhindar dari dosa akibat mengumpat para kandidat kepala daerah yang dalam debat publik di TV hanya memamerkan kebodohan karena tidak paham apa yang mereka katakan dan untuk apa mereka muncul di televisi.

Sebaliknya, sportivitas bangsa Indonesia yang terbenam dalam jurang politik elektoral muncul kembali dengan lebih segar saat menyaksikan laga-laga di Piala Dunia. Lihat saja, mereka mendukung tim-tim yang berjuang keras dan serius untuk memenangi pertandingan, seperti saat Korea Selatan melawan Jerman, atau ketika Belgia vs Brasil.

Meskipun Jerman adalah petahana dan bersama Brasil merupakan tim yang elektabilitasnya paling tinggi untuk memenangi trofi Piala Dunia, tapi karena penampilan mereka buruk, dan sangat tidak sesuai dengan janji-janjinya, dukungan pun langsung diberikan kepada lawan-lawannya yang faktanya lebih baik.

Bahkan rakyat Indonesia bersekutu dengan publik bola sedunia dalam mengutuk Neymar, megabintang Brasil yang tampil sidak sportif karena membuat hoax (diving) di lapangan. Gara-gara ini pula bangsa Indonesia yang semula permisif terhadap (pencitraan) kebohongan berubah menjadi muak.

Kedua, ini yang paling menarik, “gairah untuk menggugat” hasi; pilkada oleh para pendukung kandidat menyusut dan bahkan seperti sirna, atau tenggelam dalam hiruk-pikuk Piala Dunia. Padahal kita tahu, dengan bekal DPT (Daftar Pemilih Tetap) acak-adul, ditambah isu adanya keberpihakan aparat kepolisian kepada kandidat dari parpol tertentu, serta ditemukannya ribuan KTP elektronik, pilkada serentak 2018 ini benar-benar rawan konflik.

Maklum, ketika pilkada kelar Piala Dunia justru sedang memasuki babak paling penting dan genting. Karena para kandidat juara, lewat sistem gugur, sedang berjuang dari 16 besar menuju 8 besar dan kemudian masuk 4 (empat) besar di forum semi-final.

Memahami Arti Koalisi Sejati

Piala Dunia Rusia bukan hanya menjadi “satuan gegana” yang sukses menjinakkan bom waktu yang ditebar para peserta dan penyelenggara pilkada di mana-mana. Tapi juga memberikan pendidikan politik yang mencerdaskan rakyat Indonesia.

Dengan melihat komposisi para pemain timnas Perancis dan juga Belgia yang dini hari nanti (Rabu, pk 01.00) akan duel hidup mati guna merebut satu tiket ke final, kita jadi paham betul makna “koalisi sejati” demi sebesar-besarnya negara-bangsa, bukan demi uang dan jabatan.

Para pemain timnas Belgia, misalnya, kita tahu berada di beberapa klub Inggris. Seperti Thibaut Courtoism, Eden Hazard dan Michy Batshuayi hari-hari merumput di klub Chelsea, lalu Jan Vertonghen dan Mousa Dembele memperkuat Tottenham Hotspur, sementara Vincent Kompany dan Kevin de Bruyne dikontrak Manchester City, sedangkan bintang lapangan Romelu Lukaku merupakan penyerang andalan Manchester United.

Nah, di antara mereka ini secara reguler bertemu di lapangan hijau (Liga Premier Inggris) memakai seluruh kemampuannya untuk memenangkan klubnya masing-masing. Dalam situasi saling berhadapan itu, tak ada kompromi di antara mereka. Bahkan dengan rekan-rekan setimnas lainnya yang berada di klub-klub Eropa non-Inggris, bisa juga berhadapan dalam ajang antar-klub negara-negara Eropa.

Situasi yang kurang lebih sama juga terjadi di timnas Perancis. Selain di antara mereka menjadi lawan dalam duel antar-klub dalam satu negara, seperti Ousmane Dembele (Barcelona), Antoine Griezmann (Atletico Madrid), Raphael Varane (Real Madrid) dan Steven N'Zonzi (Sevilla) di Spanyol, juga ada kasus seperti Paul Pogba yang di timnas akan berhadapan dengan Romero Lukaku, rekan satu timnya di Manchester United.

Kita lihat para pemain dari berbagai klub itu, ketika dikumpulkan dalam satu koalisi di bawah bendera tim nasional negaranya, betul-betul menjadi padu dan satu irama di bawah kepemimpinan Didier Deschamps untuk tim Perancis, dan Roberto Martínez untuk skuad Belgia.

Di lapangan nanti kita bisa menyaksikan bagaimana koalisi sejati demi negara dan bangsa, baik dari Perancis maupun Belgia, itu mempertontonkan patriotismenya secara heroik.

Memang duel ini akan sangat berat bagi Perancis dan Belgia. Karena dalam banyak hal, teknik, strategi, dan skill individu di antara kedua tim sangat seimbang. Soal endurance, karena sudah melewati fase ini, tentu juga sama-sama kuat.

Kalau sudah begini, keberuntungan menjadi faktor penting yang menentukan kemenangan. Tapi kalau bisa memilih, komunitas bola tentu lebih menjagokan Perancis. Dengan harapan, kelak di final jumpa Inggris. [***]

Penulis adalah pemilik akun @AdhieMassardi

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA